Internasional

2 Pekan Setelah Kematian George Floyd, Dewan Kota Minneapolis Berencana Bubarkan Kepolisian

Kaltim Today
08 Juni 2020 11:27
2 Pekan Setelah Kematian George Floyd, Dewan Kota Minneapolis Berencana Bubarkan Kepolisian
Pendemo kematian George Floyd berkumpul di bukit Powderhorn (Foto: The New York Times)

Kaltimtoday.co - Kematian pria kulit hitam, George Floyd pada 25 Mei 2020 lalu membangkitkan isu rasisme dan membuat seluruh penjuru Amerika Serikat dan berbagai negara melakukan aksi unjuk rasa.

George Floyd tewas setelah lehernya ditindih oleh mantan polisi berkulit putih di Minneapolis, Minnesota, yakni Derek Chauvin.

Menanggapi kematian George Floyd dan demo antirasisme di berbagai tempat, Dewan Kota Minneapolis berencana membubarkan departemen kepolisian setempat.

Anggota dewan berdiri di hadapan ratusan pengunjuk rasa yang berkumpul pada siang hari dan mengatakan, sistem kepolisian saat ini tidak dapat direformasi, sehingga mereka berjanji akan menciptakan sistem keselamatan publik yang baru, karena penegak hukum sebelumnya dianggap rasis.

Bagi para aktivis yang telah lama berjuang untuk perubahan di tubuh kepolisian, langkah ini merupakan titik terang dari yang mereka harapkan akan mengarah pada transformasi keselamatan publik di kota.

"Seharusnya tidak perlu banyak kematian untuk membawa kita sampai ke sini," kata Kandace Montgomery, Direktur Black Vision.

"Kami lebih aman tanpa patroli bersenjata, yang tidak bertanggung jawab, didukung oleh negara yang memburu orang kulit hitam," lanjutnya.

Kematian George Floyd pada 13 hari yang lalu oleh seorang petugas polisi kulit putih, mencerminkan panggilan di seluruh Amerika untuk benar-benar memikirkan kembali seperti apa kepolisian itu. Para pengunjuk rasa telah turun ke jalan dan menuntut penghapusan departemen kepolisian.

Para pejabat di kota-kota lain, termasuk New York, telah mulai memikirkan untuk mengalihkan sejumlah dana dan tanggung jawab dari kepolisian ke pelayanan sosial, tetapi belum ada kota besar lain yang melangkah sejauh pejabat di Minneapolis.

Dilansir dari The New York Times, anggota dewan mengatakan bahwa, mereka tidak akan mengumumkan rencana khusus akan seperti apa sistem keselamatan publik untuk kota itu nantinya. Namun, mereka berjanji akan mengembangkan rencana kerja sama dengan masyarakat.

Para pengunjuk rasa berharap, pejabat terpilih berkomitmen untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada kepolisian, bahkan jika mereka belum membubarkan departemen kepolisian tersebut.

Sementara itu, Wali Kota Minneapolis Jacob Frey sempat dicemooh para pendemo pada Sabtu (6/6/2020), karena Frey tidak mendukung gagasan penghapusan departemen kepolisian. Akibatnya, banyak yang meneriakinya agar pulang dan tak usah ikut demo.

"Pulanglah Jacob! Pulanglah," teriak pendemo.

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya