Samarinda

3 Bapaslon Jalani Psikotes, Himpsi: Terpenting Adalah Potensi untuk Pengembangan Diri

Kaltim Today
09 September 2020 20:45
3 Bapaslon Jalani Psikotes, Himpsi: Terpenting Adalah Potensi untuk Pengembangan Diri
Ketua Himpsi Kaltim, Nuraida Wahyu Sulistyani. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Setelah menjalani tes pemeriksaan kesehatan selama dua hari pada 7 dan 8 September 2020, pada Rabu (9/9/2020) para bakal pasangan calon (bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda melaksanakan tes psikologi. Bertempat di Jalan Kartini, tepatnya di kantor UPT Penilaian Kompetensi BKD Kaltim (Assessment Center), seluruh bapaslon nampak hadir. Tes dimulai sejak pukul 08.00 hingga 16.00 Wita dan langsung ditangani oleh Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) Kaltim.

Disampaikan langsung oleh Ketua Himpsi Kaltim, Nuraida Wahyu Sulistyani bahwa hari ini memang diadakan pemeriksaan psikologis rohani, sesuai dengan petunjuk teknis dari KPU. Ada dua tahap yang harus dilewati yakni tes klasikal secara tertulis dengan 200 soal dan individual atau sesi wawancara mendalam.

"Tahap pertama tadi dimulai sejak pukul 08.00 hingga 12.00 Wita. Kemudian tahap kedua dimulai lagi sejak pukul 13.00 sampai selesai. Sekitar pukul 16.00 Wita," jelas perempuan yang akrab disapa Ida itu.

Berdasarkan pantauan Kaltimtoday.co, tes klasikal dilaksanakan secara bersamaan. Sedangkan ketika tes individual, para bapaslon melakukannya bergantian. Dimulai dengan calon wali kota dan disusul calon wakil wali kota. Dilanjutkan Ida, tes ini tidak hanya melihat kepribadian. Namun, berhubung ini dalam rangka pemilihan pemimpin daerah, maka harus dipastikan bahwa mereka mempunyai visi-misi ke depan.

Selain itu, para bapaslon juga harus memiliki cara pandang yang baik, kestabilan emosi, dan terpenting adalah potensi untuk pengembangan diri. Itulah yang membedakan antara pemeriksaan psikiatri di medis dengan pemeriksaan psikologis.

Terkait pertanyaan saat sesi wawancara mendalam, itu bergantung pada perkembangan selama proses wawancara itu berlangsung. Sehingga jumlah pertanyaan yang diajukan pada tiap bapaslon akan berbeda-beda karena itu merupakan penggalian.

Dijelaskan Ida, Himpsi tergabung sebagai tim pemeriksa bersama pemangku kepentingan lain yakni IDI dan BNN. Untuk Himpsi, di-SK kan oleh RSUD AW Syahranie. Sehingga ketika pemberian rekomendasi, Himpsi tidak menyerahkan langsung ke KPU Samarinda. Namun, akan diplenokan terlebih dahulu bersama tiga pemangku kepentingan itu. Kemudian hasilnya akan diserahkan ke ketua tim pemeriksa dan barulah bisa diterima oleh KPU Samarinda.

"Proses tercepat untuk melihat hasil itu dalam kurun waktu 2×24 jam ya. Nanti bentuknya sebagai dinamika. Namun sesuai di petunjuk teknis, kami tidak membuat dinamika melainkan hanya rekomendasi. Disarankan atau tidak disarankan," ungkap Ida.

Pemeriksaan ini masih awal sebagai kelengkapan dari penetapan. Sejauh ini, asalkan ketika di tes kesehatannya lolos, pastinya akan mendapatkan penetapan untuk maju ke tahap berikutnya.

"Tidak menggugurkan apabila memang tidak ada indikasi. Indikasi itu bisa bermacam-macam," beber Ida singkat.

Di sela-sela waktu tes tersebut, para awak media menghampiri para bapaslon yang tengah beristirahat. Pertama adalah Andi Harun. Dirinya mengungkapkan bahwa, psikotes ini tak ada jawaban benar atau salah. Namun menguji kejujuran tentang kepribadian. Dia memberi contoh ketika ada pilihan yang dua-duanya benar, namun diminta untuk memprioritaskan salah satu saja. Andi mengaku sudah biasa mengikuti tes serupa. Menurutnya, kunci terpenting saat psikotest adalah menjawab dengan jujur.

Senada dengan Andi, Rusmadi pun sudah cukup sering melaksanan psikotes dan merasa lancar di setiap prosesnya. Hanya perlu menjawab jujur sesuai kondisi diri.

"Ya ini tidak ada jawaban salah atau benar, jawab sesuai kondisi diri kita saja," ungkapnya singkat.

Untuk bapaslon perseorangan Zairin-Sarwono, kali ini diwakili oleh sang calon wakil wali kota, Sarwono. Dirinya berpendapat, tes ini sangat bagus karena menggali tentang niat, semangat, tujuan, dan orientasi demi memimpin Samarinda.

"Salah satu yang diuji juga ada menggambar. Itu bertujuan untuk membaca karakter saja terakit ketenangan, cara pandang melihat sesuatu," ungkapnya.

Terakhir, ada Darlis Pattalongi yang mewakili bapaslon Barkati-Darlis. Menjadi sosok yang terakhir melaksanakan wawancara, Darlis menceritakan singkat perihal tanggapannya selama psikotest itu berlangsung. Dia menegaskan, ini bukan perihal lolos atau tidak lolos bahkan benar atau tidak. Murni kejujuran diri. Lebih mengacu pada karakter dan jati diri.

"Harus jawab jujur supaya kesimpulan dari psikotes ini benar-benar bisa menggambarkan diri kita secara utuh. Kalau tidak ya nanti kesimpulannya tidak utuh dan sesuai," tutup Darlis Pattalongi.

[YMD | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya