Samarinda

Antisipasi Kebutuhan Pangan Keluarga, DPTPH Kaltim Galakkan Gerakan Family Farming

Kaltim Today
03 September 2020 21:38
Antisipasi Kebutuhan Pangan Keluarga, DPTPH Kaltim Galakkan Gerakan Family Farming
Kegiatan Family Farming di Desa Keraitan, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Berbagai langkah peningkatan dan antisipasi produksi cadangan pangan dilakukan oleh Dinas Pangan, Ketahanan Pangan, dan Holtikultura (DPTPH) Kaltim. Salah satunya menggalakan gerakan Family Farming atau Gerakan Pertanian Keluarga.

Pada 2014, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tahun tersebut sebagai pertanian keluarga yang dikenal dengan International Year of Family Farming yang bertujuan untuk memusatkan posisi program pertanian keluarga sebagai pusat kegiatan agraria serta mengidentifikasi kebijakan sosial dan lingkungan guna melihat kesempatan, serta sebagai ajang pengenalan peran penting sektor pertanian pada masyarakat untuk membentuk keluarga yang kuat dan saling membantu menuntaskan angka kelaparan dan kemiskinan oleh 1.000 juta warga dunia yang menderita karena hal tersebut.

Program yang memiliki relevansi dengan Tujuan Perkembangan Berkelanjutan atau Sustanaible Development Goals (SDGs) ini berlangsung sejak 2015 hingga 2030. Menekanan pencapaian tingkat konsumsi pangan sebagai pemenuhan gizi masyarakat serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.

Pada perencanaan jangka panjang, yakni tahun 2045, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan mencapai US$19.794 per kapita, sehingga menempati posisi ketujuh PDB terbesar di dunia. Sektor pertanian kian dilirik, sehingga visi pemantapan ketahanan pangan dan ketenagakerjaan memegang peran penting pada Tanah Air.

Muhammad Alimuddin, Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DPTPH Kaltim mengungkapkan, gerakan Family Farming merupakan langkah sederhana pada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga yang diharapkan dapat terus digalakkan dan berkelanjutan.

“Dalam rangka pembinaan Family Farming, kami mempunyai mitra. Maka dari itu kami membawa Bank Kaltimtara, PT Pupuk Kaltim, serta Komisi IV DPR RI. Kami ingin mereka melihat proses dari kegiatan ini,” tutur Alimuddin.

Family Farming merupakan gerakan berbasis keluarga yang terkait pada bidang pembangunan perdesaan. Pertanian keluarga sebagai saluran akomodasi yang berperan mengoordinasikan produksi pada bidang pertanian, kehutanan, perikanan laut dan darat, serta kegiatan penggembalaan yang dikelola dan dijalankan oleh sebuah keluarga.

Pertanian keluarga mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial ekonomi, lingkungan, dan budaya karena pertanian keluarga dan pertanian skala kecil tidak dapat dilepaskan dari ketahanan pangan dunia. Program tersebut memelihara produk pangan tradisional dan menyumbang kepada keseimbangan gizi, menjaga keanekaragaman dunia agraria dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Gerakan ini merupakan sebuah peluang untuk mendorong perekonomian lokal, khususnya jika telah tercipta kebijakan-kebijakan yang bertujuan kepada perlindungan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

“Family Farming merupakan salah satu gerakan ikon pada Kementerian Pertanian. Masyarakat melakukan sendiri gerakan pertanian dibantu oleh pemerintah. Berharap mereka dapat memberdayakan produk lokal mereka sendiri,” pungkas pria berkacamata tersebut.

[SNM | RWT | ADV DISKOMINFO]


Related Posts


Berita Lainnya