Samarinda

Berangkat dari Pengalaman, Rajut Serat Doyo Milik Yuni Dulang Rupiah

Kaltim Today
27 Oktober 2021 07:40
Berangkat dari Pengalaman, Rajut Serat Doyo Milik Yuni Dulang Rupiah
Yuniarti (tengah) menekuni seni merajut dari kecil dan kini jadi bisnis yang digemari semua kalangan. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian juga tertarik. (Istimewa).

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kreasi seni memang tak ada habisnya. Termasuk merajut. Berbeda dengan menenun yang menyilangkan 2 jajaran benang saling tegak lurus, merajut hanya menggunakan sehelai benang. Yuniarti adalah salah satu orang yang menekuni seni merajut. Hingga akhirnya menjadi bisnis menjanjikan. 

Perempuan yang akrab disapa Yuni itu bercerita, pada dasarnya dia memang senang membuat kerajinan sejak duduk di bangku SD. Berawal dari menyulam, Yuni pun melihat sang ibu yang kerap merajut sarung tangan bayi hingga taplak menggunakan benang wol. Kala itu, harganya murah walau tekstur bahannya agak berbulu. 

"Jadi saya minta diajari oleh ibu saya. Saya juga cepat menangkap. Awalnya dari hobi dan jodoh saya di merajut. Hingga akhirnya berlanjut jadi usaha dengan nama Rajut RST," ungkap Yuni kepada Kaltimtoday.co dan Dinas Perindustrian (Disperin) Samarinda, Selasa (26/10/2021). 

Awalnya, Yuni juga sempat mengikuti pelatihan dan belajar kewirausahaan. Awal 2016, dirinya masih menggunakan benang wol dan membuat bandana serta bros-bros. Namun seiring berkembangnya teknologi, Yuni juga menyadari bahwasanya jenis-jenis benang sangat beragam. 

"Setelah itu berteman dengan teman yang juga hobi merajut. Ada share video model dan motif rajutan. Akhirnya naik lagi ke benang yang lebih bagus. Ya bikin sarung botol, taplak meja, dan sekarang mengikuti trend," beber Yuni. 

Beberapa contoh produk serat doyo yang diproduksi oleh Rajut RST. (Istimewa).
Beberapa contoh produk serat doyo yang diproduksi oleh Rajut RST. (Istimewa).

Pandemi juga mendatangkan hikmah dan rezeki bagi Yuni. Dirinya banyak mendapat pesanan konektor masker dan masker rajutan. Selebihnya, ada pula orang yang meminta dibuatkan baju bayi, dompet, tas, dan sepatu. Bahkan Yuni juga menyebut, dirinya bisa mempercantik tas yang robek atau bolong dengan menambah aksen rajutan. 

"Saya ingin lebih meningkat lagi, yang ada etniknya. Kemudian dikolaborasikan dengan manik-manik. Kalau sekarang, saya pakai benang nilon, katun, dan polycherry," lanjut Yuni. 

Kala itu, ada salah satu Konsultan UMKM, Hamka Arif dari PLUT Kaltim yang menyarankan Yuni untuk membuat rajutan dari serat doyo. Tanaman tersebut tumbuh liar di Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat. Benang serat doyo pun mulai dirajut olehnya. Yuni mengaku, ada sejumlah tantangan. Sebab bahan serat doyo itu lemas. Agar produk yang dibuat itu agak kaku, harus jalan 3 benang dan helaiannya berakhir agak tebal. 

"Kalau untuk sekarang, kelebihan saya diserat doyo itu.  Bahan bakunya itu aksesnya susah dicari. Otomatis susah. Bahan bakunya sudah mahal dan aksesnya sulit," lanjut dia. 

Awalnya, Yuni berhasil membuat 3 produk rajut serat doyo. Kemudian di-launching di Kaltim Expo. Tak disangka, produknya diminati oleh Istri Gubernur Kaltim, Norbaiti dan Istri Wakil Gbernur Kaltim, Erni Makmur. Belum lama ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian juga membeli salah satu produk serat doyonya.

"Rajutan doyo itu di mata orang lebih menarik daripada merajut dengan bahan biasa. Tapi karena warna yang dipakai itu alami, jadi kami juga main di warna manik-manik," tambahnya. 

Istri Gubernur Kaltim, Norbaiti yang juga tertarik dengan produk Rajut RST. (Istimewa).
Istri Gubernur Kaltim, Norbaiti yang juga tertarik dengan produk Rajut RST. (Istimewa).

Proses pembuatan rajut dari serat doyo tentu memakan waktu lama. Sebab harus dikerjakan secara detail juga. Jika memakai serat doyo juga tak bisa sembarangan membuat motif. Harus motif yang padat. Itu semua ada tekniknya agar rajutannya tidak kaku. Biasanya 1 produk bisa dibuat selama 4 hari. 

Harga rajutan milik Yuni bervariasi. Misalnya untuk sarung botol dengan benang standar dimulai dari Rp 70 ribu. Dompet juga dimulai dari Rp 100-250 ribu sembari menyesuaikan ukuran. 

"Merajut ini kan dibuat secara manual. Paling ditakutkan perajut itu mood yang naik turun. Jadi saya harus bisa menciptakan mood yang baik agar merajutnya bisa maksimal," tambahnya. 

Disperin Samarinda juga memberikan pembinaan dan pendampingan berupa diikutkan pameran gratis, pelatihan, serta bimtek. Dirinya turut senang jika bisa berpartisipasi dalam suatu pameran atau bazar. Dirinya mengaku bersyukur atas bantuan tersebut. Dia berharap, pendampingan dari siapapun bisa terus ada. 

"Untuk diri saya sendiri, saya lebih semangat berkarya dan berinovasi untuk produk baru yang saya ada tapi orang lain tidak ada," ungkap Yuni. 

Bagi Anda yang berminat untuk memiliki salah satu rajutan karya dari Rajut RST, dapat langsung menghubungi  WhatsApp (WA) 085248358882 atau 085246762886, Facebook Rajut RST, Instagram @rajut.rst, bahkan bisa menyambangi langsung ke Jalan PM Noor, Perumahan Griya Mukti Sejahtera (Jalan Pipit Raya Blok G Nomor 2, RT 08). 

[YMD | NON | ADV DINAS PERINDUSTRIAN]



Berita Lainnya