Bontang

BOR Dermaga Pelabuhan Loktuan Capai 73 Persen, Butuh Fasilitas Tambahan

Kaltim Today
01 April 2022 19:20
BOR Dermaga Pelabuhan Loktuan Capai 73 Persen, Butuh Fasilitas Tambahan
Dermaga Pelabuhan Loktuan. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, BontangBerth Occupancy Ratio (BOR) merupakan salah satu indikator yang menentukan kinerja suatu dermaga pelabuhan. BOR maksimal yang ditetapkan UNCTAD adalah 70 persen. Namun, BOR dermaga di Pelabuhan Umum Loktuan sudah mencapai 73 persen, sehingga dinilai melebihi batas maksimal yang membuat di beberapa waktu akan terjadi antrean kapal.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Kelas II Bontang Rushan Muhammad di acara Penandatangan Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) Pelabuhan Loktuan dengan BUP PT Laut Bontang Bersinar, Senin (28/3/2022).

“Sesuai evaluasi kami, Pelabuhan Loktuan itu BOR-nya sudah diatas 70 persen, yakni 73 persen,” terang Rushan.

Dijelaskannya, berdasarkan perhitungan Kementerian Perhubungan, khususnya Perhubungan Laut, BOR di atas 65 persen itu sudah wajib penambahan dermaga. Kalau sudah 65 persen, itu sudah harus menambah dermaga, krena sudah dipastikan kapal antre.

“Memang di Pelabuhan Loktuan, pada jam-jam tertentu kapal pasti antre, ada juga jam kosong. Tapi diharapkan kalau bisa BOR diturunkan di bawah 65 persen supaya waktu tunggu kapal tidak terlalu lama, kalau di atas 65 persen, sudah pasti waktu tunggu kapal lama,” ungkapnya.

 

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Panjang Dermaga Pelabuhan Loktuan, kata Riushan, hanya sekitar 300-500 an meter. Tapi akibatnya, ketika kapal sandar, dia berkegiatan, harus banyak Shifting (pemindahan kapal), akhirnya saat kapal sandar, dan harus keluar, tentu akan menimbulkan banyak biaya.

“Kalau misalnya dia sandar, dia bisa bongkar muatan sampai selesai, baru dia keluar, maka itu tidak masalah,” ucapnya.

Dilihat dari sisi bisnisnya, lanjut Rushan, pemanduan bisa menangkap bagian yang tadi ini, sehingga begitu dia sandar, dia harus keluar, itulah fungsi pemandu. Tapi ada juga pelabuhan yang dikelola BUP, dia tidak mau kembangkan (tidak mau berinvestasi) sehingga dia dapat (pendapatan) dari pemanduannya, karena kapal sering keluar masuk. Namun cost-nya ditanggung oleh pelayaran.

“Saya khawatir, tarifnya ugal-ugalan, tapi kalau tarifnya kompetitif itu tidak masalah. Karena kalau ugal-ugalan selain ditinggal masyarakat juga ditinggal pemilik kapal alias pemilik kapal tak mau lagi berlabuh disitu,” ujarnya.

Dikatakannya, pemilik kapal akan memilih lokasi dermaga yang lebih jauh sedikit dengan cost yang lebih rendah, dibandingkan kapalnya harus masuk keluar-masuk keluar. Karena ada faktor lain terkait dengan pemeliharaan dan perawatan kapal.

“Kalau terlalu banyak benturan, kapal akan cepat aus. Jadi banyak pemilik kapal yang lebih senang, satu kali sandar, bongkar sampai selesai dan langsung berangkat,” terang dia.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bontang Zulkifli mengatakan terkait BOR Pelabuhan Loktuan yang sudah mencapai 73 persen diharapkan bisa diturunkan lagi dengan peningkatan fasilitas yang ada disana.

“Mungkin nanti dari PT LBB bisa mengembangkan mitra untuk menambah fasilitas. Karena kami berharap Pelabuhan Loktuan bisa menjadi pelabuhan andalan di pesisir Kaltim,” harap Zulkifli.

Karena menurutnya, tidak menutup kemungkinan, daerah lain akan merintis usaha pelabuhan juga. Namun, dengan penambahan fasilitas Pelabuhan Loktuan, Zulkifli yakin pelabuhan Bontang yang jadi andalan karena posisinya cukup strategis di Kaltim ini.

[RIR | NON]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya