Bontang

Dampak Pandemi Covid-19, Anggaran BBM Kapal untuk Guru Pesisir Terpangkas

Kaltim Today
01 Juli 2020 18:11
Dampak Pandemi Covid-19, Anggaran BBM Kapal untuk Guru Pesisir Terpangkas

Kaltimtoday.co, Bontang – Wabah pandemi global Covid-19 sungguh memberikan dampak luar biasa di segala sektor. Bukan hanya masalah kesehatan, pandemi global juga memberikan dampak sosial, ekonomi, hingga pendidikan. Termasuk sekolah pesisir yang terkena dampak pandemi global Covid-19 dengan terpangkasnya anggaran bahan bakar minyak (BBM) untuk alat trasportasi laut yakni kapal.

Dimana saat Covid-19 melanda, Pemerintah Kota Bontang harus melakukan refocusing APBD Tahun Anggaran 2020 yang memangkas hampir semua kegiatan di semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) termasuk di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang.

“Anggaran BBM kami ikut terpangkas untuk penanganan Covid-19,” jelas Kepala SDN 016 Bontang Selatan yang berada di Pulau Tihi-Tihi.

Hal tersebut membuat Eka bingung mencari anggaran untuk BBM kapal sebagai alat transportasi menuju ke sekolah untuk para guru mengajar. Pasalnya sebanyak 7 guru tinggal di daratan Bontang, dan hanya satu guru saja yang tinggal di Pulau Tihi-Tihi. Sementara, jelang ajaran baru, Eka mengaku perlu ada persiapan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) di tanggal 13 Juli 2020.

“Oleh karenanya, kami tak bisa setiap hari ke sekolah, karena anggaran kapal kami tidak ada lagi,” ujar Eka.

Di 3 bulan pertama, lanjut Eka, pihaknya masih sempat mendapat anggaran BBM kapal yang membutuhkan sekira Rp 2,7 juta perbulan, termasuk biaya sewa kapal. Januari-Maret 2020 sempat cair senilai Rp 8,1 juta, namun setelahnya tak ada lagi anggaran lantaran corona sudah mulai menyerang Bontang.

“Kami biasa naik kapal dari Pelabuhan Tanjung Laut dan dari Pagung Bontang Lestari, karena ada beberapa guru yang tinggal di Bontang Lestari,” imbuhnya.

Kebutuhan soal BBM dan alat transportasi untuk memajukan anak Bontang sudah Eka sampaikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bontang. Namun, jawaban normatif yang keluar dari mulut Kadisdik Bontang, mengingat Disdikbud Bontang sejak dulu masih belum bisa melakukan pengandaan kapal laut. Padahal ada 3 sekolah yang berada di tengah laut alias pesisir.

Eka pun, sempat khawatir jika pada 13 Juli mendatang tak bisa mendatangi sekolahnya di SDN 016 Bontang Selatan Pulau Tihi-Tihi. Namun pihaknya rela berkorban dan mendatangi sekolah demi bertemu langsung dengan murid-muridnya yang juga ada 12 orang peserta didik baru.

[RIR | RWT | ADV]



Berita Lainnya