Kutim

Dewan Kutim Dukung Program Industri Hilir, Klaim Fasilitas Sudah Tersedia

Kaltim Today
29 Juni 2021 19:50
Dewan Kutim Dukung Program Industri Hilir, Klaim Fasilitas Sudah Tersedia
Ketua DPRD Kutim, Joni. (Ramlah/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday.co, Sangatta - Memiliki wilayah perkebunan terluas di Kalimantan Timur (Kaltim), Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki modal besar untuk pengembangan pabrik industri hilir minyak sawit mentah. Bahkan, luas perkebunan kelapa sawit mencapai 445.000 hektare.

Apalagi, periode pemerintah saat ini merupakan periode lima tahun terakhir, dalam rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) 25 tahun pertama Kutim. Grand design dari RPJP mengamanatkan, Kutim harus menjadi daerah agribisnis dan agro industri.

DPRD Kutim mendukung penuh langkah menuju program agrobisnis dan agro industri.

Menurut Ketua DPRD Kutim, Joni, sejak awal berdiri, Kutim telah dipersiapkan sebagai daerah pembangunan. Perekonomiannya diletakkan pada pembangunan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang bisa diperbaharui.

"Apa yang disampaikan Bupati harus didukung. selama ini kan hanya ada industri hulu," ujar politikus PPP itu saat diwawancarai, Selasa (29/6/2021).

Dia mencontohkan, industri kayu, yang sekarang sudah mulai habis. Bahkan sudah mulai ditinggalkan. Tidak lagi ramai seperti dulu. Dia tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.

"Sekarang kan di depan mata ada industri hulu kelapa sawit. Ini sudah berjalan. Tinggal hilirnya saja lagi. Kalau bupati memiliki pemikiran demikian, kami (dewan) sangat mendukung sekali," sebutnya.

Artinya, kata dia, menciptakan industri hilir memang sesuai harapan. Selama ini hasil dari Kutim selalu dibawa keluar. Dia menyebut, kayu yang akhirnya habis. Bahkan, sekarang kesusahan untuk kebutuhan kayu untuk daerah sendiri.

"Sekarang perkebunan kelapa sawit di Kutim sangat luar biasa. Bahkan di Kaltim, Kutim terbesar. Wajar kalau membangun pabrik industri hilirnya," paparnya.

Kalau perlu, perusahaan perkebunan yang memiliki pabrik industri hilir di luar Kaltim diajak pindah ke Kutim. Dia meyakini, sebagian besar perusahaan memiliki. Hanya berada di luar Kaltim.

"Kami berharap, berdiri juga di sini. Bagaimana caranya, sesuaikan dengan lokasi perusahaan beroperasi. Kalau tidak mau cari yang lebih siap," ucapnya.

Kutim juga sudah menyediakan fasilitas. Kawasan ekonomi khusus (KEK) Maloy dianggapnya menunjang program tersebut. Apalagi RPJMD sudah mengatur hal tersebut.

"Maka wajib ada pabrik industri hilir pada periode sekarang, hingga 25 tahun ke depan. Bahan-bahannya kan sudah siap semua," jelasnya.

Dia menyebut, keuntungan memiliki pabrik industri hilir, yakni harga jual buah sawit akan menjadi lebih tinggi. Hal tersebut tentu menguntungkan para petani. Selain itu, bisa menyerap ratusan hingga ribuan tenaga kerja.

"Apalagi kalau sudah berproduksi, tentu harganya berbeda. Hasil olahan minyak kelapa sawit mentah bisa lebih murah. Bahkan di bawah harga standar barang yang didatangkan dari luar Kaltim," pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, pada periode ini pihaknya akan membuat regulasi yang mendukung industri hilir kelapa sawit berdiri di Kutim. Kutim memang telah dipersiapkan sebagai daerah pembangunan.

Sejauh ini, terdapat 34 pabrik crude palm oil (CPO) atau pabrik minyak sawit mentah di kabupaten pecahan dari Kabupaten Kutai itu. Tak heran, sektor perkebunan memang sangat mendominasi. Pihaknya ingin membuka peluang investasi kepada para investor agar membangun pabrik refinery. Sebab, pabrik tersebut memang belum dimiliki Kutim.

“Sedangkan tujuan Kutim membangun kebun. Ini yang akan kami kejar agar terpenuhi,” ujarnya.

Politikus PKS itu menyebut, pabrik CPO belum mampu memberikan konstribusi untuk meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB) Kutim. Begitu ada pabrik refinery, maka ada multiplier effect di dalamnya. Dengan demikian, akan menjadi pendapatan daerah.

"Kalau CPO bukan pendapatan daerah. Kami ingin menjadi pabrik-pabrik yang nantinya menjual minyak goreng dan produk lainnya yang dapat diolah dari minyak sawit mentah. Kami beri peluang pada investor. Sekarang sedang digarap," tandasnya.

[El | NON | ADV DPRD KUTIM]



Berita Lainnya