Kaltim

Dinkes Kaltim Berencana Terapkan Rapid Test DBD Demi Cegah Kasus Kematian

Kaltim Today
18 Januari 2023 19:09
Dinkes Kaltim Berencana Terapkan Rapid Test DBD Demi Cegah Kasus Kematian
Kepala Dinkes Kaltim, dr Jaya Mualimin.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kaltim tengah berupaya untuk menekan kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD). Ada beberapa diagnosa dini yang bisa dicegah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, dr Jaya Mualimin menyebut diagnosa tercepat dan akurat bisa dilakukan dengan rapid test DBD. Lazimnya dapat ditemukan di puskesmas terdekat. Semakin cepat diagnosa, maka makin cepat pula penanganannya.

"Semakin cepat diagnosa, maka semakin cepat penanganan, diagnosa tepat, bukan diduga-duga saja," ungkap Jaya.

Jaya mengimbau kepada semua masyarakat, seandainya mulai merasa sejumlah gejala seperti demam, muntah-muntah, atau bintik kemerahan di area tertentu, bisa langsung memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

"Dari situ bisa menerima diagnosa. Waktu kritis DBD itu antara 2-7 hari. Kalau sampai hari keempat tak tertangani, ini yang bahaya," tegasnya.

Sejak hari pertama diagnosa, penanganan DBD bisa dengan dilakukan dengan memasang infus untuk menambah cairan dalam tubuh. Mengingat salah satu tanda kritis orang terkena DBD akibat kurang cairan dalam tubuhnya.

"Pasien DBD biasanya kekurangan cairan karena sering muntah. Setelah intervensi cepat itu, minimal hari kelima sudah recovery,” jelas dokter spesialis kesehatan jiwa itu.

Dinkes Kaltim juga gerak cepat dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan mulai tingkat dasar. Fasilitas pelayanan tersebut juga sudah menyediakan alat rapid test DBD di semua puskesmas.

Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan juga dilakukan agar penanganan pasien bisa terlaksana secara cepat dan tepat.

"Kalau masih ada Puskesmas yang belum memiliki alat rapid test ini, siap kami distribusi," tambahnya.

Dinkes Kaltim juga meningkatkan fasilitas dengan terapi cairan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi prevalensi kematian.

Sebagai informasi, pada 2021 jumlah kasus DBD hanya 2.898 kasus. Namun 2022, jumlahnya meningkat jadi 5.610 kasus. Diharapkan, 2023 kasus DBD bisa berkurang.

[YMD | RWT]



Berita Lainnya