Samarinda

Diusir dengan Intonasi Tinggi oleh Guru, Siswi Kelas 4 SD Ini Alami Trauma

Kaltim Today
03 Juni 2022 21:47
Diusir dengan Intonasi Tinggi oleh Guru, Siswi Kelas 4 SD Ini Alami Trauma
Miskomunikasi terjadi antara guru SD 002 Samarinda Seberang dengan muridnya. (Dapodik)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Miskomunikasi terjadi antara guru SD 002 Samarinda Seberang dengan salah seorang siswa perempuan kelas 4 SD. Tersulut emosi, guru tersebut sempat mengusir siswa berinisial MF itu dari kelas.

Diketahui, MF sudah 1 tahun tak mengikuti pembelajaran secara daring karena tak punya ponsel. Saat belajar tatap muka dimulai pun, MF masih tak masuk ke sekolah karena tidak memiliki seragam.

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kalimantan Timur, Rina Zainun yang mendampingi MF angkat suara. Hal tersebut terjadi lantaran wali murid tak pernah datang ke sekolah untuk menjelaskan kendala apa yang dihadapi si anak itu.

"Si adik ini ditinggal meninggal ketika usia 3 tahun oleh ibunya. Jadi, dia tinggal dengan tantenya. Tantenya ini juga punya 3 anak. Ekonomi mereka terbatas," ungkap Rina saat dikonfirmasi, Jumat (3/6/2022).

Kemudian pada Selasa, 31 Mei 2022 akhirnya MF datang ke sekolah tanpa koordinasi dengan pihak sekolah. Kala itu, wali murid meminta agar MF bisa mengikuti ujian kenaikan kelas (UKK). Pihak sekolah pun mengatakan boleh, namun dengan risiko MF tidak naik kelas. Lantaran tak pernah mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

"Sebenarnya, kalimat si guru ini seperti kamu sudah setahun enggak sekolah, tiba-tiba ulangan, udah kamu keluar sana pulang. Panggil ibumu. Tapi si guru ini mengatakannya dengan nada tinggi. Itu kan bahasa pengusiran," lanjut Rina.

Kemudian, MF juga dilempari kertas yang digumpal oleh beberapa teman-teman sekelasnya. Kemudian, MF pun keluar dari kelas dan mulai menangis. Ketika mendapat informasi itu, Rina pun mengaku sempat meminta 2 timnya untuk turun ke lapangan dan melakukan investigasi terkait latar belakang MF. Mencari tahu mulai perekonomian, tempat tinggal, dan runtutan kejadian.

"Ternyata memang benar terjadi miskomunikasi antara wali kelas dan si murid. Kelar dengan wali kelas, kami berbincang dengan kepala sekolah. Kepala sekolah pun bilang gak apa-apa, nanti akan berbicara dengan wali kelas itu," tambah Rina.

Pun kepada MF, pihak sekolah tetap memperkenankannya untuk tetap bersekolah kembali dan melanjutkan ujian. Namun, MF sudah telanjur trauma dan tak mau lagi masuk ke sekolah itu. Akhirnya diambil keputusan oleh keluarga, bahwa MF pindah sekolah walau dengan risiko tidak naik kelas.

"Guru yang berbicara dengan intonasi tinggi itu yang membuat dia ketakutan. Bahwasanya kalau dia turun, gurunya akan marah lagi," bebernya.

Sejauh ini, TRC-PPA Kaltim tetap melakukan pendampingan kepada MF sembari mencari sekolah baru bersama pihak keluarga. Pendampingan psikisnya, ujar Rina, akan dibantu dengan hipnoterapi. Ditambahkan juga oleh Rina bahwa salah satu anggota DPRD Kaltim, Siti Rizky Amalia akan memenuhi kebutuhan MF untuk bersekolah.

"Nanti sepulang beliau dari Balikpapan, beliau minta temani saya untuk menemui si adik ini," ungkap Rina.

Sampai saat ini, MF masih berada di rumah dan tidak bersekolah sebab kondisinya masih ketakutan. Pun pihaknya akan mencarikan sekolah yang terdekat.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin mengungkapkan bahwa, hal tersebut terjadi karena miskomunikasi saja. Asli juga sudah ada bertemu dengan kepala sekolah dan guru yang bersangkutan.

"Anak itu tidak boleh terhambat pendidikannya, apalagi dia anak piatu. Kalau ada guru yang emosional, ya mungkin dia manusia juga bisa keliru. Tapi seharusnya tidak seperti itu. Gurunya pun sudah minta maaf. Saya sebagai kepala dinas juga minta maaf," jelas Asli ketika dikonfirmasi, Jumat (3/6/2022).

Dalam hal ini, Asli menyebutkan pihaknya masih menunggu keputusan dari wali siswa terkait. Namun yang pasti, pihaknya akan mengakomodir, memfasilitasi, dan membantu MF.

"Anak itu jangan sampai pendidikannya terganggu. Intinya begitu ya. Kalau ada yang keliru, kami saling memaafkan saja," lanjutnya.

Asli juga sudah memastikan kepada pihak sekolah bahwa sudah tidak ada masalah dengan si siswa. Namun semua bergantung pada MF. Jika MF sudah merasa tidak nyaman dan ingin pindah ke sekolah lain, Disdikbud akan memfasilitasi.

[YMD | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya