Kaltim

Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang PAUD, Hetifah: Belajar Jadi Lebih Menyenangkan

Kaltim Today
22 Agustus 2022 18:41
Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang PAUD, Hetifah: Belajar Jadi Lebih Menyenangkan
Workshop Pendidikan "Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka di Pendidikan Anak Usia Dini", Senin (22/8/2022). (Ibrahim/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sejumlah satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Samarinda mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2022/2023. Tapi masih ada yang belum mengimplementasikannya. Agar satuan pendidikan lain bisa menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut secara mandiri, pemerintah berupaya meningkatkan pemahaman kepala satuan pendidikan dan guru untuk belajar dari sekolah penggerak. Sekolah yang lebih dulu menerapkan Kurikulum Merdeka.

Salah satu bentuk nyata dari upaya itu dilakukan Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan menggelar Workshop Pendidikan "Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka di Pendidikan Anak Usia Dini", di Hotel Aston Samarinda, Senin (22/8/2022).

Plt Direktur PMPK Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto dalam workshop yang dihadiri kepala dan guru PAUD se-Samarinda mengatakan, Kurikulum Merdeka diluncurkan pada Februari 2022 untuk mengatasi krisis pembelajaran. Merujuk berbagai studi nasional maupun internasional, krisis pembelajaran di Indonesia sudah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun. Kemudian ditambah dengan adanya pandemi Covid-19, yang membuat hilangnya pembelajaran (learning loss), dan memperparah kesenjangan pembelajaran.

"Kurikulum Merdeka ini upaya perbaikan pendidikan, karena masih banyak anak-anak usia 15 tahun yang bahkan belum paham konsep saat membaca dan matematika dasar," ucap Aswin.

Dia menyebutkan, ada beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka sehingga layak diimplementasikan. Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik. Di SMA misalnya, sudah tidak ada program peminatan seperti sebelumnya. Peserta didik bebas memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Tak hanya itu, Kurikulum Merdeka menurutnya juga punya keunggulan lain dari penerapan. Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan proyek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi sebagai pelajar pancasila.

Dia berharap, kesempatan satuan pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dapat dimaksimalkan. PAUD, sebut dia, bisa menyesuaikan implementasi kurikulum tersebut sesuai dengan kondisi di masing-masing.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

"Kami berharap semakin banyak PAUD di Samarinda bisa menerapkan Kurikulum Merdeka. PAUD yang belum ditunjuk sebagai penggerak bisa menerapkan Kurikulum Merdeka. Silahkan diadopsi dan berkolaborasi dengan semua lembaga terkait," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Samarinda Asli Nuryadin mengungkapkan, sejumlah satuan pendidikan di Kota Tepian sudah ditunjuk sebagai sekolah penggerak. Sekolah-sekolah itu sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka. Sekolah lain, khususnya jenjang SD dan SMP, juga terus didorong untuk ikut mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Sasaran akhirnya, sebut Asli, peserta didik di Samarinda bisa memenuhi kriteria Profil Pelajar Pancasila. Mulai  beriman bertaqwa, kreatif, berwawasan global, hingga mandiri.

"Kami terus mendorong dan mendukung upaya satuan pendidikan di Samarinda untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Sebab, kurikulum baru ini sangat bagus, mendorong pembelajaran di sekolah menjadi lebih menyenangkan dari sebelumnya," ujar Asli Nuryadin.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian yang turut hadir sebagai narasumber dalam workshop tersebut menyampaikan, pendidikan anak sejak dini sangat penting karena menjadi pondasi bagi anak. Baik karakter maupun kemampuan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Penerapan Kurikulum Merdeka untuk satuan pendidikan PAUD, menurut Hetifah, sangat patut diimplementasikan. Karena melalui kurikulum tersebut, guru akan semakin fokus untuk membuat anak belajar dengan senang. Guru pun diminta untuk menjadi fasilitator. Membuat ruang belajar menjadi lebih partisipatif antara guru dengan siswa.

"Melalui Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan didorong untuk membuat  anak ke sekolah jadi momen yang membahagiakan. Guru jadi fasilitator agar anak lebih tertarik untuk belajar dan berpikir kritis," ujar Hetifah.

Sebagai wakil rakyat Kaltim di DPR RI, Hetifah menegaskan, dirinya akan terus membantu satuan-satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka tersebut. Salah satu caranya dengan mendorong Kemendikbudristek untuk memberikan penguatan-penguatan kepada satuan pendidikan dan tenaga kependidikan.

"Kami ingin kualitas pendidikan kita seperti di Denmark. Anak di sana belajar tanpa keterpaksaan. Hasilnya, mereka bukan hanya punya pengetahuan yang luas, tapi juga punya karakter unggul," ucapnya.

Dia mencontohkan, di Denmark tidak ada anak-anak yang menjalani pendidikannya dengan keterpaksaan. Tidak ada anak yang menjalani berbagai tes. Apalagi sampai dibanding-bandingkan antara satu dengan lainya. Justru satuan pendidikan di Denmark mendorong anak untuk lebih penasaran dan berpikir kritis.

Pengembangan karakter, sebut dia, juga menjadi prioritas. Anak-anak tidak hanya dibekali dengan pengetahuan dasar dan keahlian, tapi juga pendidikan karakter.

Hasilnya, anak-anak jadi terdorong untuk lebih penasaran, haus informasi, dan terbiasa melakukan eksperimen di mana saja, tidak hanya di ruang kelas.

"Kita ingin setiap anak percaya diri dengan dirinya sendiri. Tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Kita ingin anak yakin dan berani meraih mimpi-mimpinya," tandasnya.

[TOS]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya