Kaltim

DPRD Kaltim Dukung Digitalisasi Pendidikan, Salehuddin: Harus Antisipasi Dampak Negatif

Kaltim Today
01 Desember 2019 11:54
DPRD Kaltim Dukung Digitalisasi Pendidikan, Salehuddin: Harus Antisipasi Dampak Negatif
Anggota DPRD Kaltim, Salehuddin.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Program digitalisasi pendidikan resmi diluncurkan Isran-Hadi. Program itu digadang-gadang sebagai program unggulan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kaltim.

Meski begitu, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Salehuddin, mengingatkan, agar Pemprov Kaltim memastikan fasilitas penunjang program digitalisasi tersebut terpenuhi. Sebab, program tanpa dukungan infrastruktur sama saja omong kosong.

"Kami sangat mendukung, karena memang pendidikan sekarang harus dikembangkan mengingat saat ini sudah memasuki era digitalisasi," kata Salehuddin.

Disebutkan dia, dukungan yang diberikan Pemprov Kaltim tidak hanya peralatan, tapi juga termasuk perawatan dan dukungan provider jaringan internet. Sehingga daerah-daerah di pedalaman Kaltim yang selama ini tidak terjangkau dapat menikmati akses internet seperti yang diharapkan. Hal itu penting agar program digitalisasi tidak hanya dinikmati oleh sekolah yang sudah mapan dan berada di kota saja.

"Harus ada pemerataan," tegasnya.

Terlepas dari hal tersebut, dia menegaskan, pihaknya sangat mendukung upaya digitalisasi di bidang pendidikan yang dilakukan Isran-Hadi. Namun dirinya tetap mengingatkan bahaya dari perkembangan teknologi digital jika tidak diantisipasi.

"Bagaimana pun ada sisi positif dan negatif, nah yang negatif itu harus dicegah. Harus diminimalisir. Tapi saya berharap yang positif lebih dominan," sebutnya.

Selain itu, Salehuddin juga berharap, dengan adanya digitalisasi pendidikan, aspek pendidikan karakter dan pendidikan emosinal tidak hilang dalam metode pendidikan selama ini.

“Jangan sampai, adanya program one student one android, malah membuat jarak antara guru dengan murid. Kita tentu tidak mau menghilangkan ruang-ruang komunikasi secara verbal antara guru dengan siswa. Justru disitulah ruang yang harus dibangun,” tegas dia.

Pun demikian, ia tetap menyarankan program digitalisasi tetap berjalan, tapi tetap mengedepankan aspek hubungan emosional antara guru dan murid.

“Tetap berjalan dan koordinasi dengan instansi terkait. Termasuk merubah mindset guru yang tadinya program belajar secara manual beralih ke elektronik atau digitalisasi,” tandasnya.

[TOS | ADV]



Berita Lainnya