Kukar

Jadi Panitia Pemilihan RT dengan Sistem Coblos Door To Door, 3 Mahasiswa Manfaatkan Barang Bekas Jadi Bahan Logistik

Kaltim Today
23 Desember 2020 20:23
Jadi Panitia Pemilihan RT dengan Sistem Coblos Door To Door, 3 Mahasiswa Manfaatkan Barang Bekas Jadi Bahan Logistik

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Masa kepengurusan Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Maluhu secara serentak akan berakhir pada 31 Desember 2020. Untuk mengantisipasi kekosongan ataupun keterlambatan pemilihan Ketua RT, pihak kelurahan Maluhu memberikan instruksi agar bulan ini diadakan pemilihan tersebut.

Lurah Maluhu, Bayu Ramanda mengatakan, sistem pelaksanaan pemilihan RT ini banyak dirubah. Proses pemilihan sebelumnya dengan cara tradisional namun pihaknya rubah lebih modern lagi. Seperti sistem Pilkada, jadi masyarakat mencoblos ataupun mencontreng gambar surat suara yang disediakan panitia.

"Kegiatan kami selaraskan dengan kondisi Covid-19, jadi pemungutan suara dilakukan secara door to door oleh panitia," kata Bayu sapaan akrabnya, Rabu (23/12/2020).

Kemudian, lanjut dia, Ketua RT terpilih akan menjalankan kepemimpinannya di awal tahun 2021. Selain itu, keterlibatan generasi milenial khususnya mahasiswa juga sangat diperlukan dalam pemilihan ini.

Hal ini juga yang dilakukan 3 mahasiswa di RT 09. Mereka dengan sukarela mengambil peranan penting dalam kelancaran dan kesuksesan pemilihan ketua RT 09 di Kelurahan Maluhu.

"Panitia ini dibentuk dan diinisiator oleh 3 mahasiswa dengan sukarela dan berkomitmen untuk mensukseskan pemilihan ini," kata Ketua Panitia RT 09, Achmad Roziq Maulana.

Roziq yang sebelumnya merupakan bagian dari anggota PPS Pilkada Kukar mengatakan, karena kondisi pandemi Covid-19 jadi pihaknya tidak dapat mengumpulkan warga di satu tempat. Namun, panitia sendiri yang mendatangi rumah warga untuk mencoblos surat suara.

"Sistem yang kami lakukan seperti sistem Pilkada yaitu pencoblosan, sesuai arahan pak lurah. Jadi warga lebih leluasa memilih calon Ketua RT," kata Roziq.

Dia menambahkan, meskipun panitia dibentuk secara sukarela tanpa ada anggaran namun warga sekitar memberikan sumbangsih berupa biaya yang dibutuhkan panitia sebagai penunjang pelaksanaan. Hal ini salah satu antusias masyarakat untuk memeriahkan dan mensukseskan pemilihan RT.

Oleh karena itu, lanjut Roziq, dengan dana yang terbatas maka secara tidak langsung muncul ide-ide kreatif yakni memanfaatkan barang-barang bekas sebagai bahan logistik. Seperti menggunakan kardus bekas sebagai tempat kotak suara dan bilik suara serta styrofoam sebagai bantalan saat mencoblos surat suara.

"Secara teknis kita sendiri yang menyiapkan logistik tersebut dengan memanfaatkan barang bekas," tutupnya.

[SUP | RWT]



Berita Lainnya