Kaltim

Jadi Pemuda Pelopor Bukan Tujuan Utama, Kontribusi ke Masyarakat Jadi Prioritas

Kaltim Today
23 Oktober 2020 19:12
Jadi Pemuda Pelopor Bukan Tujuan Utama, Kontribusi ke Masyarakat Jadi Prioritas
Sulthan Nur Hidayatullah berhasil raih gelar juara 1 di bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kabar membanggakan kembali datang untuk Kaltim. Salah satu putra daerah berhasil mengukir prestasi di kancah nasional dalam rangka pemilihan pemuda pelopor oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Digelar di Jakarta pada Kamis (22/10/2020) lalu, Sulthan Nur Hidayatullah asal Balikpapan yang merupakan salah satu perwakilan dari Kaltim menjadi juara 1 di bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata.

Kaltimtoday.co berkesempatan untuk mewawancarai Sulthan via telepon terkait pengalamannya selama mengikuti pemilihan ini hingga menjadi pemenang. Disampaikan Sulthan, pada Juli 2020 ada pemilihan pemuda pelopor tingkat Balikpapan yang diikuti puluhan peserta lain. Latar belakang pesertanya beragam. Mulai penggerak komunitas hingga para tokoh. Namun ada satu hal yang menarik, bahwa pada awalnya Sulthan tidak berkeinginan mendaftar.

Sulthan terlebih dahulu menceritakan komunitas yang dia dirikan di Balikpapan. Pada dasarnya, Sulthan memang berkecimpung dan bergerak di beberapa komunitas. Salah satunya adalah Balikpapan Youth Spirit di mana dirinya menjadi founder. Dibawahi oleh gerakan bernama Global Youth Spirit.

Balikpapan Youth Spirit sudah berdiri sejak Januari 2018 dan terus produktif hingga hari ini. Sulthan menjelaskan bahwa komunitas tersebut bergerak di 3 isu yakni kepemudaan, pendidikan, dan lingkungan. Visi yang ingin dibawa adalah menciptakan pemuda-pemuda Balikpapan yang berkontribusi kepada kotanya.

Ada berbagai macam project yang digarap oleh Balikpapan Youth Spirit. Di isu kepemudaan, ada project bernama Panggung Muda Balikpapan (PMB), di pendidikan ada program bernama Inisiatif Mendidik Balikpapan (IMB) yang memiliki target untuk menyampaikan pesan ilmu dari teknis pelajaran yakni moral. Segmentasinya tak hanya untuk anak usia dini tapi juga pemuda setempat dan orangtua dari anak-anak yang dibina.

Terakhir, ada program lingkungan bernama Go and Clean yang diangkat hingga ke nasional. Sejak 2018 sampai sekarang, Balikpapan Youth Spirit secara realistis telah membidik beberapa daerah kawasan per-Rukun Tetangga (RT). Sejauh ini, program Go and Clean sudah ada di 5 RT. Di antara 5 RT, sudah ada 3 RT yang ditarget menjadi kampung pariwisata yakni Gang Tembok Garuya, Kampung Pinisi, dan Gang Pantai DPR yang saat ini masih dalam proses.

Sebenarnya, project yang dibawa Sulthan ke nasional tak hanya Balikpapan Youth Spirit. Tapi ada juga Arah Institute yang saat ini sedang berproses untuk menggarap museum sejarah Balikpapan di perpustakaan kota, dan channel YouTube 'Balikpapan Itu' yang menyediakan konten khas Kota Minyak.

"Iya benar, awalnya enggak ada daftar. Tapi karena sering bekerja sama dengan Disporapar Balikpapan, jadinya dipaksa mendaftar. Bahkan saya enggak terlalu mau angkat personal saat itu. Soalnya kan kita ini lebih pengembangan kembali ke masyarakat," ucap Sulthan saat dihubungi pada Jumat (23/10/2020).

Sampai akhirnya Sulthan putuskan untuk mendaftarkan diri. Terlebih lagi Disporapar Balikpapan begitu menaruh kepercayaan terhadap dirinya. Di tingkat daerah Balikpapan, dirinya lolos.

"Setelah itu ada fact finding dari provinsi dan daerah, harus menyiapkan presentasi, ternyata lolos dari provinsi juga," lanjut Sulthan.

Di tingkat nasional ada 15 peserta dari 5 bidang. Dia tentu tak menyangka mampu melenggang ke tingkat nasional. Tahapan yang panjang dengan 5 kali fact finding diakui cukup melelahkan. Meski begitu, Sulthan tak merasa ada kendala tertentu. Semua hal bisa dia paparkan secara jelas. Sejak awal Sulthan memang memilih bidang yang kini dia juarai untuk lebih difokuskan ke sana. Disebutkan Sulthan, tahapan dimulai dari fact finding melalui Zoom, presentasi tentang target dan peran di masyarakat, hingga diminta membuat profil video.

"Di balik penilaian juri, saya melihat memang ada beberapa poin penting. Pertama, dampak perubahan sebelum dan setelah adanya pergerakan itu bagi masyarakat. Kedua, jumlah atau kualitas pemuda yang dikerahkan, dan terakhir cara kita melewati masalah atau tantangan pergerakan-pergerakan pemuda. Contohnya finansial," beber pria kelahiran 1995 itu.

Menurut Sulthan, perbedaan antara sebuah gerakan yang muncul karena menargetkan sebuah penghargaan dan pergerakan yang memang murni ingin memberikan kontribusi ke masyarakat jelas terlihat. Ketika dia berbincang dengan peserta tingkat nasional lainnya, mereka pun mengakui tak ada yang sejak awal berniat untuk menjadi pemuda pelopor. Sebab pergerakan yang ingin dilakukan di daerah masing-masing murni ingin memberi dampak positif.

"Untuk semua anak muda, ada hal utama untuk menginisiasi sebuah pergerakan, bahwa tidak berbicara tentang seperti apa kualitas diri ini saja. Tapi juga bicara seperti apa kita mengembangkan kolaborasi bersama teman-teman yang kita kenal, dan membaca potensi itu. Jalani, berani, dan gerak saja dulu. Nanti di lapangan kita akan bisa menganalisa banyak hal," pungkas alumnus Universitas Mulawarman itu.

[YMD | TOS]


Related Posts


Berita Lainnya