Samarinda

KAMMI Kaltim Gelar Diskusi, Bahas Kestabilan Ekonomi Samarinda Menuju Bulan Ramadhan

Kaltim Today
13 Maret 2021 20:52
KAMMI Kaltim Gelar Diskusi, Bahas Kestabilan Ekonomi Samarinda Menuju Bulan Ramadhan

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pengurus KAMMI Samarinda mengadakan diskusi dengan tajuk “Menuju Ramadhan di Tengah Pandemi, Sudah Stabilkah Perekonomian di Samarinda” pada Sabtu, 13 Maret 2021. Diskusi dimulai pada pukul 16.30 di angringan Punakawan dengan mendatangkan beberapa narasumber di antaranya anggota komisi II DPRD Kaltim dan Dapil Samarinda Nidya Listiyono, owner rumah potong ayam Mugi Mulyo Ichwanul Toat, pengamat ekonomi dan dosen FEB Unmul Agus Junaedi, dan Sugiharto selaku Sekretaris Dinas Perdagangan Samarinda.

Diskusi KAMMI Samarinda kali ini merupakan bagian dari rangkaian musyawarah kerja daerah (MUSKERDA) KAMMI Samarinda yang diadakan 23 Maret 2021. Pada diskusi kali ini menyoroti kondisi perekonomian di Samarinda yang telah lebih dari setahun kebelakang mengalami pandemi, ditambah menjelang bulan Ramadhan yang sepertinya sudah menjadi tradisi kalau harga sembako semakin mahal.

Dengan Latar belakang narasumber yang beragam, ada dari sektor pemerintah, pengamat ekonomi, akademisi, dan perwakilan masyarakat diskusi kali ini mampu memberikan pengetahuan baru dan mendekatkan masyarakat dengan stake holder terkait khususnya di bidang perdagangan dan legislasi. Diskusi dihadiri 41 orang yang terdiri dari mahasiswa, petani porang, penggiat cupang dan masyarakat umum.

Diskusi dimpimpin oleh Aulia Furqon selaku Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Samarinda dengan memaparkan kondisi perekonomian di Samarinda menjelang bulan Ramadhan. Dia mengatakan, hampir setiap bulan Ramadhan di Samarinda terjadi peningkatan permintaan dan penawaran di pasar. Penyebab pertama adalah tingginya permintaan kebutuhan makanan untuk berbuka puasa maupun sahur. Puasa seharian tentunya akan memengaruhi psikologi masyarakat untuk menyantap makanan lezat.

Kedua, penawaran yang juga turut mengikuti dari permintaan. Terlebih, banyak masyakarat mencoba untuk berjualan pada pasar takjil yang hanya buka ketika Ramadhan tiba.

"Namun sebaliknya, pembatasan sosial membuat interaksi semakin berkurang di masyarakat. Tentunya, berimbas pada menurunnya permintaan dan penawaran di pasar,” ungkapnya.

Selanjutnya, Ichwanul Toat angkat bicara terkait kondisi UMKM di Samarinda khususnya di bidang unggas.

“Harga rata-rata penjualan ayam di Samarinda ini RP 35.000-40.000, dan dalam sektor ini Alhamdulilah kita tetap stabil,” kata Ichwanul.

Diskusi berlanjut dengan penyampaian agrumentasi dari Dinas Perdagangan Samarinda. Sugiharto menjanjikan akan menekan harga menjelang hari-hari besar salah satunya menjelang Ramadhan.

“Menjelang Ramadhan, Dinas Perdagangan mangadakan pasar murah, yang lebih murah dari harga di pasaran,” ujar Sugiharto.

Sementara itu, Nidya Listiyono selaku salah satu wakil masyarakat Samarinda di Karang Paci menyampaikan, secara makro pertumbuhan ekonomi di Kaltim pada 2020 mengalami penurunan 2,2% dari tahun sebelumnya. Pelaku UMKM dapat memaksimalkan peluang di tengah pandemi karena ada beberapa usaha yang tidak terpengaruh oleh kondisi ini seperti IT, pertanian dan sebagainya.

“Pemkot Samarinda harus mengecek secara langsung saluran distribusi dagang, jangan sampai ada oknum yang melakukan penimbunan. Harapannya Pemkot Samarinda bisa memberi sanksi tegas untuk para distributor nakal," ujar Nydia.

Di tempat yang sama, pengamat politik dan dosen FEB UNMUL Agus Junaidi menyampaikan, dampak dari pandemi memang menjadi guncangan tersendiri pada ekonomi, krisis ekonomi terjadi karena faktor non ekonomi (krisis baru) sehingga kebijakan-kebijakan ekonomi yang sudah ada tidak bisa diberlakukan, sehingga harus ada kebijakan-kebijakan baru.

"Ekonomi sekarang belum stabil, masih dalam tahap recovery dan cara untuk tetap eksis di tengah pandemi ini harus mengubah metode penjualan, menyesuaikan dengan kondisi sekarang,” tambah Agus Junaidi.

Ditanya terkait permasalahan supply dan demand, Nidya Listiono mengatakan bahwa permasalahan klasik itu memang akan selalu ada. DPRD Kaltim, kata Nydia saat ini sedang mengkaji terkait ketahan pangan keluarga yang merupakan rancangan UU inisiatif dari DPRD Kaltim.

Petani Porang pun berharap agar pemerintah mendorong proses perdangan porang dan yang berkaitan dengan produksinya di Samarinda.

[RWT]



Berita Lainnya