Kaltim

Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Dinkes Kaltim Belum Bisa Pastikan Penularan Disebabkan Varian Delta

Kaltim Today
08 Juli 2021 17:25
Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Dinkes Kaltim Belum Bisa Pastikan Penularan Disebabkan Varian Delta

Kaltimtoday.co, Samarinda - Virus Covid-19 varian Delta tengah ramai diperbincangkan. Secara nasional, varian Delta terlihat paling mendominasi, yakni sebanyak 436 kasus.

Diketahui varian tersebut penularannya memang jauh lebih mudah menular. Sejauh ini, DKI Jakarta masih menduduki peringkat pertama sebagai daerah dengan varian Delta terbanyak, yaitu 195 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, dr Padilah Mante Runa pun tak memungkiri bahwa penularan varian Delta jauh lebih mudah menular. Sehingga patut dicurigai melalui daya serang dan cara penularannya. Di Kaltim sendiri, dirinya belum bisa memastikan secara utuh.

Namun, gejala yang mengarah ke varian Delta sudah ada. Ditegaskan Padilah, selama hasil laboratorium belum keluar, dirinya belum mampu mengonfirmasi varian Delta resmi ada di Kaltim.

"Tapi kalau lihat gejalanya memang mengerikan. Menularnya lebih cepat dan ganas. Kelihatannya iya sudah. Kalau seperti di Pulau Jawa, khususnya Jakarta itu 90 persen sudah varian Delta. Kita tahu sendiri mobilisasi orang ke Pulau Jawa itu tinggi sekali," beber Padilah saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (8/7/2021).

Dinkes Kaltim belum menerima hasil analisis terhadap data pengurutan genom utuh atau whole genome sequencing (WGS) dari Jakarta.

Disebutkan Padilah, pihaknya telah menunggu selama hampir 6 minggu.

"Kita itu sudah sejak 1 Juni 2021, 400 orang hasil swab-nya kita kirim ke Jakarta untuk melihat variannya apa. Karena satu-satunya yang bisa memeriksa itu hanya di Litbang Kemenkes Jakarta. WGS itu yang bisa membedakan varian apa ini," kata Padilah.

Awalnya, hasil tersebut dijanjikan bisa diterima oleh pihaknya dalam waktu 2 minggu. Namun nyatanya, sampai saat ini Dinkes Kaltim belum menerima hasil sama sekali.

Sebagai informasi, 400 sampel hasil swab orang yang ciri-ciri terpapar virusnya mencurigakan itu diambil secara acak.

"Itu sampelnya diambil secara random. Bisa dilihat dari cara penularannya, umurnya yang masih muda atau sudah tua, dan apakah orang itu sudah disuntik vaksin atau tidak. Ya ada banyak," kata Padilah.

[YMD | TOS]



Berita Lainnya