Kukar

Kawasan Pertanian Desa Sumber Sari jadi Sasaran Tambang Ilegal

Kaltim Today
19 Januari 2023 19:03
Kawasan Pertanian Desa Sumber Sari jadi Sasaran Tambang Ilegal
Lokasi tambang ilegal didatangi Kades Sumber Sari dan Jatam Kaltim. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong — Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu berulang kali menjadi sasaran tambang batu bara ilegal.

Tambang ilegal yang telah dihentikan pada akhir Juni 2022 lalu ini diduga kembali melakukan aksi pengerukan. Lokasi penambangan berada di dalam hutan dan jauh dari permukiman warga.

Mendengar hal tersebut, Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur (Jatam Kaltim) bersama Kepala Desa Sumber Sari dan warga melihat langsung kondisi pengupasan lahan tersebut.

Dekat dari pepohonan karet, ditemukan sejumlah tumpukan emas hitam berbentuk gunung yang telah dikeluarkan dari dalam perut bumi.

Ditemukan bekas galian tanah dan juga jejak roda alat berat di sekitar lokasi. Serta ada satu alat berat jenis excavator yang berada tak jauh dari tempat tambang ilegal.

Kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab ini, bukan yang pertama kalinya. Namun, sudah sekian kali terjadi.

"Kami juga sudah banyak melakukan hal seperti membuat laporan, hingga rapat dengar pendapat bersama DPRD. Karena kami sangat mengkhawatirkan dampak dari tambang ini, bisa merusak kawasan pertanian," kata Kades Sumber Sari, Sutarno saat melihat lokasi tambang ilegal, Kamis (19/1/2023).

Desa Sumber Sari merupakan kawasan pertanian dengan luas sekitar 316 hektare lahan sawah produktif dan 20 hektar kolam ikan. Semuanya, hanya bergantung pada sumber air dari Sungai Pelay.

Dengan adanya aktivitas tambang ilegal tersebut, membuat air di Sungai Pelay turut tercemar. Bahkan airnya berwarna kuning akibat tingkat keasamannya tinggi.

Tercemarnya air ini juga bisa mengakibatkan produksi pertanian khususnya padi dan sayuran berkurang. Apalagi Desa Sumber Sari menjadi salah satu kawasan pengembangan pertanian dan lumbung pangan.

Ditambahkan Sutarno, dampak lainnya yakni debit air terus berkurang. Biasanya saat hujan itu airnya mengalir dengan deras namun belakangan ini kecil.

Hal ini lah yang dikhawatirkan seluruh masyarakat Desa Sumber Sari. Jika sekarang debit airnya kecil, lantas bagaimana ke depannya?.

"Warga gelisah karena mereka bergantung dengan Sungai Pelay ini. Pernah kejadian pada Oktober lalu, sempat limbahnya turun dan membuat ikan mati semua," imbuh Sutarno.

Dia berharap, penegakan hukum melakukan tindakan tegas terhadap oknum yang merusak lingkungan. Jika dibiarkan, maka kawasan pengembangan pangan di Desa Sumber Sari tidak akan terwujud.

"Karena kalau ini terus berlanjut, lantas bagaimana nasib petani ke depannya," ujarnya.

Sementara Dinamisator Jatam Kaltim, Merata Sari mengungkapkan, berdasarkan daftar hingga akhir tahun 2022 lalu, tercatat sekitar 161 titik tambang ilegal di Kaltim.

Namun selama empat tahun terakhir ini, aktivitas tambang tersebut belum dihentikan. Tentunya menjadi pertanyaan bersama, bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Padahal di satu sisi, Indonesia juga sedang berusaha untuk memperluas wilayah pertanian sebagai lumbung pangan.

"Justru ironi yang terjadi, bagaimana memperluas pertanian kalau urusan pertambangan saja tidak bisa diselesaikan," tutupnya.

[SUP | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya