Kaltim

Kembali Gelar Demonstrasi, Mahasiswa Turun dengan Jumlah Lebih Banyak

Kaltim Today
26 September 2019 13:33
Kembali Gelar Demonstrasi, Mahasiswa Turun dengan Jumlah Lebih Banyak
Lebih dari 3.00 mahasiswa memadati kantor DPRD Kaltim, Kamis (26/9/2019).

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kamis, 26 September, kawasan Jalan Teuku Umar kembali dipadati ribuan mahasiswa, yang tergabung dalam Aliansi Kaltim Bersatu. Sedikitnya 4.000 massa yang terdiri dari 10 universitas di Samarinda, dan beberapa perguruan tinggi seperti di Bontang, Balikpapan dan Tenggarong (Kutai Kertanegara) turut di dalamnya.

Para demonstran berkumpul di halaman Masjid Islamic Center, kemudian beramai ramai menuju gedung karang paci - sebutan lain DPRD Kaltim.

Ditengah orasinya, Sayid Ferhat sebagai kordinator lapangan (korlap) menuturkan, jika saat ini kegiatan mereka tidak akan diwarnai dengan tindak kekerasan.

"Kami turun tidak ingin sama sekali rusuh untuk bentrok dengan aparat apalagi masyarakat tujuan kami hanya satu yakni agar keinginan kami bisa di sampaikan ke presiden Indonesia," tegas Ferhat yang juga merupakan mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda.

Selain itu, turut menambahkan Aldo sebagai humas aksi, yang juga tercatat sebagai mahasiswa Universitas Mulawarman, kegiatan aksi kali ini merupakan hasil dari konsolidasi dari seluruh mahasiswa.

"Kami menindaklanjuti hasil tuntunan kemarin cuma di kemas baru dengan beberapa point baru," ucapnya.

Dalam tuntutan sebelumnya, para pendemo hanya meminta tiga point. Sedangkan saat ini mereka membuat menjadi enam point tuntutan. Yakni, mendesak presiden mengeluarkan perpu terkait UU KPK secepatnya. Kemudian, tolak segala UU yang melemahkan demokrasi. Tolak TNI dan Polri untuk menempati jabatan sipil. Bebaskan aktivis pro demokrasi. Hentikan militerisme di tanah Papua. Serta tuntaskan pelanggaran HAM, adili penjahat HAM: termasuk yang duduk dilingkar orang yang memiliki kekuasaan.

"Kalau hari ini melibatkan audiensi maka harus melibatkan seluruh mahasiswa yang hari ini karena itu merupakan hasil kesepakatan kami semua," tegasnya.

Mahasiswi ini tidak ingin adanya perwakilan segelintir dari mereka. Namun jika para wakil rakyat berkenan menerima mereka di halaman gedung parlemen. Maka mereka berjanji akan mengkondisikan para pendemo lainnya agar tidak berbuat kegaduhan.

"Kami akan kondusifkan jika kami diterima di dalam," pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan. Para pendemo masih terus menyuarakan aksinya di depan gedung dpr, meski mendapat penghadangan, karena para aparat kepolisian telah memasang kawat besi di sekeliling gedung.

[JRO | TOS]



Berita Lainnya