Headline

Kepala Siswa SMK 5 Samarinda Pecah Setelah Tertimpa Tiang Bendera, Orangtua Minta Sekolah Bertanggungjawab

Kaltim Today
25 Februari 2022 20:54
Kepala Siswa SMK 5 Samarinda Pecah Setelah Tertimpa Tiang Bendera, Orangtua Minta Sekolah Bertanggungjawab
F hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur dengan perban yang melilit kepalanya serta selang oksigen di hidungnya. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kejadian nahas menimpan seorang siswa laki-laki di SMK 5 Samarinda, pada 3 Februari 2022. Siswa berinsial F itu tertimpa tiang bendera saat kerja bakti di lingkungan sekolah. Akibatnya kepala siswa inisial F itu pecah.

Video saat kejadian tersebut tersebar di media sosial. Diketaui, video itu direkam oleh salah satu siswa di SMK 5 Samarinda.

F sempat dirawat di RSUD AW Sjahranie. Namun beberapa hari kemudian, pihak rumah sakit menyatakan F sudah pulih dan boleh pulang ke rumah. Padahal, kondisinya masih harus dibantu dengan oksigen.

Jumat (25/2/2022), awak media berkunjung ke kediaman F. Tampak perban membalut hampir seluruh kepalanya dan dibantu dengan selang oksigen. Siswa dengan tubuh kurus itu hanya bisa terbaring di tempat tidur.

M, salah seorang kerabat dari F berbagi kisah. Awalnya dia sempat bingung dan mempertanyakan F yang diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Namun karena disampaikan langsung oleh dokter bedah yang menangani pengobatan F, mau tak mau, pihak keluarga mengikuti arahan itu. Sebelumnya, F sempat dirawat di ICU selama 4 hari dan 2 minggu di ruang rawat inap.

"Ada dikasih pesan kalau badannya panas, batuk, sesak napas tetap akan langsung dibawa ke UGD. Keluar dari rumah sakit itu Senin, 21 Februari 2022," ungkap M.

M sempat bertanya ke pihak administrasi rumah sakit, apakah pihak sekolah ada mengeluarkan biaya untuk pengobatan F. Namun, pihak administrasi menyebut tidak ada. Sehingga, uang pengobatan tercover dari donasi secara online melalui kitabisa.com.

Saran dilakukannya penggalangan dana itu datang dari pihak rumah sakit dan rumah sakit juga yang mengatur donasi itu. Pihak keluarga mengaku tak tahu menahu nominal akhir dari donasi tersebut.

"Awalnya sekolah hanya minta keperluan, paling keperluan apa. Tapi selebihnya saya semua. Sudah mau 2 minggu itu saya merasa keberatan. Sekolah enggak ada bantu ini, bantu itu. Sempat ada temannya F menjenguk ke rumah sakit. Saya bilang, tolong kasih tau guru kalian, saya di sini sudah kehabisan uang. Yang menjaga pun perlu makan. Saya sudah kehabisan Rp 2 juta. Enggak lama, sekolah memberi uang makan Rp 500 ribu selama seminggu. Baru itu juga," bebernya.

Setelah keluar dari rumah sakit, pihak keluarga masih terus menghubungi pihak sekolah, tepatnya kepada pihak Tata Usaha (TU). M sempat meminta bantuan untuk keperluan F selama melanjutkan pengobatan di rumah. Namun untuk oksigen dan tabung yang dipakai F, M mengeluarkan uang pribadi.

Selama menggunakan uang pribadi saat pengobatan, M diminta mengumpulkan bukti nota oleh sekolah untuk penggantian dana. Jika tidak disertai nota, maka tidak diganti. Namun, memang ada beberapa yang akhirnya uang itu diganti sekolah sesuai jumlah yang dikeluarkan pihak keluarga.

"Awal-awal dirawat, gurunya ada bilang kalau perlu apa, bilang saja. Tapi tetap saya yang hubungi untuk minta terus," lanjutnya.

Ada banyak versi dari guru-guru di sekolah itu yang menyebutkan bahwa tiang bendera itu memang sengaja ingin dirobohkan dan ada pula yang menyebut tiang bendera itu ingin didirikan. Pada intinya, pihak keluarga menegaskan bahwa kejadian ini merupakan kelalaian dari pihak sekolah.

Jika memang ingin dirobohkan, maka yang menjadi pertanyaan pihak keluarga, mengapa tiang itu harus didirikan lagi oleh siswa dan posisinya berada di atas. Sekolah juga menyebutkan, tak ada siswa lain saat kejadian tersebut. Padahal, berdasarkan video yang beredar tampak siswa-siswa lain dan yang mengambil video pun siswa di sekolah itu sendiri.

"Kepala sekolah katanya saat kejadian ada di ruangannya. Kalau di lapangan, ada beberapa guru. Nah karena F ini badannya tinggi besar, jadi posisinya dia itu di bawah menahan tiang bendera," tambahnya lagi.

Saat ini, keluarga berharap bahwa F bisa mendapat pengobatan lebih lanjut dan sembuh. Sebab, jika harus membiayai seluruh pengobatan secara pribadi, cukup memberatkan. Apalagi, kemungkinan besar F harus melakukan operasi.

Kepala Bidang Hukum dan Advokasi Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Sudirman mengungkapkan awalnya pihak keluarga sempat tak sepakat F dikeluarkan dari rumah sakit.

"Selasa lalu, saya sempat datang ke sekolah. Minta pertanggungjawaban sekolah. Kemudian saya berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim. Disdikbud sudah sampaikan agar pihak sekolah bertanggung jawab untuk pengobatan," ujar Sudirman yang hingga kini masih mendampingi keluarga korban.

Jika F sembuh total, maka seluruh biaya pendidikan hingga F lanjut ke perguruan tinggi akan ditanggung pihak sekolah. Pun Disdikbud Kaltim juga menyebut, jika memang F sembuh namun terdapat kondisi cacat di tubuhnya, maka F akan diberi pelatihan secara pribadi dan diberi modal usaha. Namun andaikan kondisi F berakibat fatal sekali, sekolah harus bertanggung jawab penuh untuk itu. Ditegaskan Sudirman, itu merupakan arahan dari Disdikbud Kaltim ke sekolah langsung.

"Itu sudah saya konfirmasi ke pihak sekolah. Saya minta surat pernyataan dari pihak sekolah agar keluarga punya pegangan. Bentuk tertulis, jadi tidak omongan saja. Saya minta sekolah buat surat itu tertulis," tegas Sudirman.

Pihak sekolah pun akan membuat surat pernyataan itu, namun masih harus menunggu arahan dari Disdikbud Kaltim. Pihak sekolah akan berkoordinasi dengan Disdikbud terkait surat pernyataan itu agar setelahnya bisa diberikan ke keluarga F.

"Posisinya tidak bisa dirawat di rumah. Harus ditangani serius secara medis. Hari ini tadi langsung diarahkan ke RSUD AW Syahranie," pungkasnya.

Sementara itu, upaya konfirmasi juga dilakukan ke pihak sekolah. Humas SMK 5 Samarinda, Husaini Naufal yang dikonfirmasi Kaltimtoday.co hingga berita ini diterbitkan belum memberikan respon. Saat coba dihubungi melalui sambungan telepon sebanyak 2 kali, telepon tidak terjawab pada pukul 20.27 dan 20.33 Wita. Pun begitu dengan pesan WhatsApp yang juga tidak dibalas sejak dikirimkan pada pukul 20.31 Wita.

[YMD | TOS]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya