Kaltim

Kritik 'The King of Comedy' dari BEM FISIP Unmul, Pengamat: Komentar Nyeleneh Isran Noor untuk Tutupi Masalah

Kaltim Today
13 Juli 2021 20:46
Kritik 'The King of Comedy' dari BEM FISIP Unmul, Pengamat: Komentar Nyeleneh Isran Noor untuk Tutupi Masalah

Kaltimtoday.co, Samarinda - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman (Unmul) melayangkan kritikannya kepada Gubernur Kaltim, Isran Noor. Caranya dengan memberi gelar Isran Noor sebagai "The King of Comedy".

Kritikan tersebut diunggah melalui Instagram @bemfisipunmul dan dikemas dengan menyertakan beberapa komentar Isran Noor di sejumlah media mengenai masalah-masalah di Kaltim.

Mulai kematian anak di lubang tambang, Omnibus Law UU Cipta Kerja, kebakaran hutan dan lahan, Covid-19, hingga jalan rusak dan perusahaan yang nakal di Bumi Etam.

Komentar Isran Noor dikenal kerap kali menyelipkan candaan di dalamnya. BEM FISIP Unmul mengkritisi itu dan turut menyajikan contoh alternatif pernyataan yang seharusnya diungkapkan oleh Isran Noor.

Presiden BEM FISIP Unmul, Ikzan Nopardi mengungkapkan latar belakang menyampaikan kritikan dalam bentuk meme dan penyematan gelar tersebut.

Tangkapan layar meme Isran Noor yang dibuat BEM FISIP Unmul.
Tangkapan layar meme Isran Noor yang dibuat BEM FISIP Unmul.

Selama ini, kata Ikzan, mahasiswa melihat pernyataan-pernyataan yang disampaikan Isran Noor tak seharusnya diucapkan oleh seorang pejabat publik. Sebab pernyataan tersebut dinilai menimbulkan pertanyaan di masyarakat.

"Kritik kami atas respon Isran Noor setiap diwawancarai wartawan," kata Ikzan, Selasa (13/7/2021).

Hingga berita ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai 5.154 penggguna dengan 313 komentar. Ikzan menyadari ada beberapa masyarakat yang pro dan kontra terhadap kritikan tersebut. Namun, Ikzan menegaskan bahwa kritik yang disampaikan pihaknya adalah bagian dari analisis kesalahan yang harus diperbaiki dan diubah oleh Isran Noor.

Kemudian, unggahan tersebut, tegas dia, sama sekali tak bermaksud memberikan citra yang jelek kepada Isran Noor. Namun ingin menyadarkan, bahwa seorang pejabat publik sudah seharusnya memberi pernyataan yang jelas dan baik.

"Fokus pada substansi isi kritikan yang kami berikan. Kritikan itu adalah hal yang positif, agar Isran Noor bisa lebih hati-hati, memerhatikan, dan mempertimbangkan setiap pernyataan atau jawabannya ketika ditanya apapun," kata Ikzan.

Setelah ramainya unggahan tersebut di media sosial, pihaknya mengaku siap ketika harus menerima kritikan atau respons balik dari Isran Noor atau Pemprov Kaltim.

BEM FISIP Unmul, kata Ikzan, selalu terbuka dengan apapun. Terutama jika ingin membahas kritikan yang telah mereka sampaikan.

Komentar Nyeleneh Strategi Politik Isran Noor

Pengamat Politik Unmul Budiman mengatakan, BEM FISIP Unmul memberi gelar "The King of Comedy" kepada Isran Noor, maka pihak mereka juga harus siap ketika ada komentar yang menyebutkan mereka hanya ikut-ikutan atau terkesan latah.

Sebab sebelumnya, kata Budiman, BEM Universitas Indonesia (UI) lebih dulu melayangkan kritik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan memberi gelar "The King of Lip Service".

Kemudian disusul BEM KM Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang juga memberi gelar kepada Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin sebagai "The King of Silent" dan Ketua DPR RI, Puan Maharani sebagai "The Queen of Ghosting".

"Kalau tiba-tiba membuat kritikan, akhirnya muncul kesan hanya mengikuti tren. Jadi BEM FISIP Unmul harus siap dengan komentar itu. Kan bisa saja dibalik oleh Isran Noor atau pihak lain," kata Budiman, Selasa (13/7/2021).

Di sisi lain, Budiman menyebut bahwa setiap pemimpin mempunyai karakter masing-masing dalam menghadapi sesuatu. Menurut Budiman, Isran Noor merupakan pemimpin dengan ciri khas karena guyonan yang dilontarkan. Setiap pernyataannya mengundang tawa dan hal itu juga yang membuat namanya semakin dikenal di berbagai kalangan.

"Isran Noor itu sebenarnya pintar, cerdas bahkan. Beliau bisa menutupi sebuah kasus atau permasalahan, yang misalnya belum bisa beliau selesaikan, akhirnya disampaikan dengan jokes atau kelucuannya itu," sambung Budiman.

Bisa pula disebut menyelesaikan masalah dengan sebuah lelucon atau menutupi kekurangan dari sisi kinerja dengan membuat sesuatu yang lucu.

Dari sisi pemerintahan, kata Budiman, Isran Noor sudah sangat berpengalaman. Artinya, siapapun yang dihadapi, maka Isran Noor telah mengetahui berbagai konsekuensinya.

Budiman juga meyakini bahwa Isran Noor sudah memahami karakteristik masyarakat Kaltim dalam menghadapi sebuah persoalan. Setidaknya, dengan gaya lucu khas Isran Noor, maka sebuah masalah bisa tertutupi sementara. Itu jadi strategi tersendiri.

"Kemampuan beliau dalam menyelesaikan sebuah persoalan yang sebenarnya mau ditanyakan atau dituntaskan, akhirnya tidak terkejar. Akibat kelucuan atau ungkapannya itu tadi. Sebenarnya kalau dalam politik, cara beliau itu sebuah seni," katanya.

[YMD | TOS]



Berita Lainnya