Samarinda

Manisnya Takjil Khas Samarinda, Amparan Tatak Paling Diminati Sejak Hari Pertama Puasa

Kaltim Today
15 April 2021 17:18
Manisnya Takjil Khas Samarinda, Amparan Tatak Paling Diminati Sejak Hari Pertama Puasa
Takjil khas Samarinda masih diminati masyarakat sebagai menu berbuka puasa. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Bulan Ramadhan erat kaitannya dengan beragam takjil manis untuk berbuka. Di Kota Tepian, ada beberapa takjil populer yang kerap diminati masyarakat.

Salah satunya seperti di Wadai Hj Hamsiah/Hj Saleh yang berlokasi di Jalan Ir H Juanda. Kedai tersebut menjual berbagai pilihan takjil. Usaha keluarga yang sudah berdiri sejak lama dan diurus oleh turun-temurun pihak keluarga.

Sekitar pukul 3 sore, pembeli datang silih berganti. Takjil yang dibeli cukup variatif. Tangan-tangan para penjual dengan sigap membungkusnya. Tiap takjil itu ditutup dengan plastik bening.

Beberapa di antaranya seperti sari muka hijau, sari muka ketan, sari pengantin, dan paling khas yakni amparan tatak. Kepada Kaltimtoday.co, salah satu penjual yakni Atikah menyebutkan bahwa amparan tatak jadi takjil yang paling sering dicari pembeli sejak puasa hari pertama. Bahan untuk membuatnya ada tepung, santan, dan pisang.

Meski tetap berjualan saat bukan bulan Ramadhan, namun momen puasa tahun ini justru jadi momentum paling tepat. Tiap loyang dari berbagai macam takjil itu, disebutkan Atikah bisa ludes sebanyak 20-30 loyang dalam sehari. Bukti bahwa dagangannya cukup diminati.

Wadai Hj Hamsiah/Hj Saleh yang berlokasi di Jalan Ir H Juanda menjual takjil yang bervariatif, seperti sari muka hijau, sari muka ketan, sari pengantin, dan paling khas yakni amparan tatak.
Wadai Hj Hamsiah/Hj Saleh yang berlokasi di Jalan Ir H Juanda menjual takjil yang bervariatif, seperti sari muka hijau, sari muka ketan, sari pengantin, dan paling khas yakni amparan tatak.

"Kalau sepotong besar itu harganya Rp 28 ribu. Tapi kalau setengah Rp 15 ribu," ungkap Atikah saat ditemui pada Kamis (15/4/2021).

Sembari menunjukkan takjil yang dia jual, di dalam suatu lemari kaca tampak bingka kentang berbentuk bunga. Biasanya, takjil yang satu itu juga tidak ketinggalan. Dalam sehari, bingka kentang juga habis terjual.

"Kalau tahun lalu juga jualan walau pandemi. Tapi ya begitu, agak kurang penjualannya. Alhamdullilah, tahun ini kalau dilihat selama 3 hari ini sudah lumayan meningkat," tambah Atikah.

Dagangan yang dijual untuk 1 hari, biasanya sudah dipersiapkan sejak jam 3 subuh. Tingkat kesulitan membuat kue-kue basah itu cukup memakan waktu. Apalagi seluruhnya harus dikukus. Untuk 1 kue, biasanya pengukusan berlangsung selama 2 jam.

"Mulai jam 11 pagi sudah mulai buka. Sambil siap-siap dan susun jualan. Tutup sampai buka puasa," tandasnya.

[YMD | RWT]



Berita Lainnya