Kutim

Pariwisata dan Agribisnis, Harta Tersembunyi Pascatambang PT KPC

Kaltim Today
14 November 2021 16:30
Pariwisata dan Agribisnis, Harta Tersembunyi Pascatambang PT KPC
Superintendent Conservation and Agribusines PT KPC Sugeng Wiyatno saat diwawancara awak media. (Ella/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Sangatta - Kegiatan pertambangan tak selamanya meninggalkan wajah suram bagi hutan dan lahan di sebuah daerah. Terbukti, program pengembangan pariwisata dan agribisnis oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC) berhasil menata ulang setiap kawasan pascatambang di Kutai Timur (Kutim).

Hal itu disampaikan Superintendent Conservation and Agribusines PT KPC Sugeng Wiyatno saat menggelar jumpa pers di depan awak media dalam acara Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar di Hotel Royal Victoria, Minggu (14/11/2021).

Sugeng menyebutkan ada berapa program pemanfaatan pascatambang milik PT KPC. Di antara program itu yakni Telaga Batu Arang (TBA). Danau yang berlokasi di Pit Surya Itu dulunya adalah kolam bekas tambang KPC yang memiliki luas sekitar 12,45 hektar, danau ini sebelumnya tidak lebih adalah kolam mati.

Namun sejak mendapatkan sentuhan reklamasi 2001 silam, pelan tapi pasti, TBA kini menyajikan kemilau keindahan. Kejernihan air bersenandung dengan rindangnya pepohonan yang memagari danau dengan luas kawasan mencapai 270 hektar itu. Keanekaragam hewan yang hidup di sekitar danau juga semakin menambah pesona alam. Sepanjang mata memandang, pengunjung akan dimanjakan oleh hewan seperti burung, berang-berang, kupu-kupu, dan penghuni hutan lainnya.

“TBA memiliki kedalaman mencapai 35 meter dan berada pada ketinggian 50 meter dari permukaan lain,” papar Sugeng.

Sugeng merasa bangga karena TBA telah mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Kutim, sebagai salah satu zona wisata pascatambang.

Seiring dengan itu, sambungnya, KPC terus memoles TBA agar layak menjadi salah satu obyek wisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Kutim.

“Secara berkala danau ini terus kami benahi sebagai obyek wisata masyarakat Kutim. Walaupun masih terbatas, tapi TBA sudah bisa jadi tempat wisata keluarga, wisata pendidikan seperti kuliah alam dan penelitian, serta beragam jenis olahraga komunitas hobbies berupa sepeda, bela diri, dan yoga,” tuturnya.

Selain pariwisata, program pascatambang ada di bidang agribisnis yang dikembangkan KPC ialah budidaya ikan. Program ini menjadi salah satu projek penelitian bagi sekolah kejurusan seperti SMK Kelautan.

Sugeng menerangkan, program pengembangan wisata dan agribinis oleh pihaknya selaras dengan visi dan misi pembangunan Pemerintah Kutim. Dimana kedua sektor tersebut merupakan pilar pendukung gerakan pembangunan Kutim. “Saat ini kami sedang giat mendorong pengembangan agribisnis dan pariwisata. Seperti budidaya ikan, ayam petelur, dan sapi adalah beberapa di antara program tersebut,” katanya.

Secara khusus, KPC sedang berupaya mengembangbiakan ratusan ekor sapi melalui Peternakan Sapi Terpadu (Pesat). Program ini melingkupi pengembangbiakan sapi perah hingga sapi potong. Sebagai penunjang, beberapa lokasi pascatambang telah dikelola menjadi tempat budidaya rumput untuk pakan sapi.

“Kami (KPC, Red.) berkeinginan bisa ikut serta mendukung program kemandirian desa yang dicanangkan pemerintah. Melalui berbagai pelatihan, kami juga berkeinginan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Harapannya agar KPC menjadi katalisator bagi terealisasinya visi dan misi Pemerintah Kutim,” tutupnya.

[EL | TOS]



Berita Lainnya