Samarinda

Pasca Serangan Bom di Polres Medan, Penjagaan di Polres Samarinda Diperketat

Kaltim Today
14 November 2019 15:57
Pasca Serangan Bom di Polres Medan, Penjagaan di Polres Samarinda Diperketat
Pemeriksaan di Polres Samarinda, Kamis (14/11/2019).

Kaltimtoday.co, Samarinda - Satu hari pasca bom bunuh diri di Polres Medan, aparat kepolisian melakukan penjagaan ketat di seluruh kantornya di beragai daerah. Tak terkecuali yang dilakukan Polres Samarinda. Namun demikian pelayanan tetap berjalan seperti biasa.

"Penjagaan memang rutin dilakukan. Jadi ini hanya memperketat agar lebih waspada lagi," ucal Wakapolres Samarinda, AKBP Dedi Agustono.

Lebih lanjut dijelaskan perwira kepolisian berpangkat melati dua ini, jika masyarakat yang hendak masuk maupun keluar di lingkungan kantor kepolisian ini. Jelas harus melewati pemeriksaan sesyai prosedur yang berlaku. Peningkatan pengamanan di Mapolresta Samarinda ini diakui Dedi, lantaran kejadian yang menimpa Polrestabes Medan, siang kemarin.

"Yang ditingkatkan hanya penjagaan saja. Sedangkan untuk status siaga belum dilakukan. Karena sampai saat ini belum ada arahan," bebernya.

Dari pantauan di lapangan, gerbang markas kepolisian Samarinda ini hanya dibuka satu sisinya saja. Hal ini bertujuan agar memudahkan pihak kepolisian melakukan pemeriksaan dan memantau apabila ada gerak-gerik yang mencurigakan.

Di balik pagar besi ini, sedikitnya ada lima polisi yang berjaga dengan pakaian lengkap dengan rompi anti peluru. Beberapa di antaranya membawa senjata. Total polisi yang bertugas saat itu ada sembilan. Tiga petugas lainnya berjaga di lokasi lain namun masih dalam lingkungan polresta. Total ada tiga regu, masing-masing regu kata Dedi ada sembilan orang.

"Setiap regu akan bergantian berjaga setiap 12 jam," tambahnya.

Meski pengamanan terus ditingkatkan. Tapi Dedi berharap agar masyarakat tak perlu panik. Karena hal tersebut dilakukan untuk menghindari segala kemungkinan buruk dan agar menjaga keamanan serta kenyamanan bersama.

Semuanya tak lepas dari pengawas polisi terlebih ojek online. Seperti, Muhammad Hery yang hendak mengantar pesanan ke dalam markas besar polisi di Kota Tepian saat dijumpai awak media. Dia mengaku tak tahu mengenai kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Medan.

"Makanya saya kaget, biasanya buka kaca helm saja dan masuk. Ini ada pemeriksaan," akunya.

Meski tidak terlalu mempermasalahkannya. Tapi menurut Hery jika pemeriksaan tersebut cukup menyita waktu. Maklum saja, pekerjaan yang dilakoninya ini saling berkejaran dengan kecepatan waktu. Sementara itu, Indra juga mengaku tak mengetahui peristiwa tersebut dan kaget sebab tiba-tiba ada pemeriksaan rinci, hingga membuka jok dan tas dari para ojol.

Terpisah, Aiptu Budiyasa, Kepala Penjagaan, (Kajaga) regu dua yang bertugas melakukan pemeriksaan saat itu mengatakan, perintah saat ini ialah memperketat penjagaan. Meski hal tersebut sebenarnya merupakan rutinitas harian yang biasa ia jalankan. Akan tetapi, akibat peristiwa ledakan bom bunuh diri itu penjagaan jadi lebih ditingkatkan. Misal, saat pengunjung masuk akan diperiksa apa yang dibawa terutama di bagian jok untuk motor sementara bagasi bagi mobil.

"Kendaraan masuk maupun keluar akan diperiksa," imbuhnya.

Lebih lanjut, petugas yang sudah mengabdi sebagai polisi 36 tahun itu menerangkan petugas jaga ada tiga regu. Masing-masing regu ada sembilan polisi bergantian setelah 12 jam. Untuk sementara tambahan petugas belum ada. Penjagaan makin ditingkatkan jelang malam hari demi antisipasi hal-hal tak diinginkan.

"Apapun yang dibawa oleh warga kami periksa. Terlebih yang memakai masker atau ransel," pungkasnya.

[JRO | TOS]


Related Posts


Berita Lainnya