Kutim

Pembelajaran Tatap Muka di Kutim Masih Dipertimbangkan

Kaltim Today
25 Maret 2021 19:51
Pembelajaran Tatap Muka di Kutim Masih Dipertimbangkan
Proses pembelajaran tatap muka di Kutim masih dipertimbangkan karna kasus Covid-19 belum melandai. (Ist)

Kaltimtoday.co, Sangatta - Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menunggu kebijakan pusat. Selain itu kondisi perkembangan kasus di Kutai Timur juga menjadi penyebab Satgas Penanganan Covid-19 belum memberi lampu hijau.

Mewakili Satgas Covid-19 Kutim , Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal mengakui sikap itu diambil meski pembicaraan ke arah itu sudah dilakukan.

“Tergantung kebijakan dari pusat dan perkembangan kasus,” terang Bahrani, Kamis (25/3/2021).

Sementara, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) belum siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah kondisi Covid-19 yang belum melandai.

Kadisdik Kutim, Roma Malau mengatakan, untuk saat ini pelaksanaan PTM belum dapat dilakukan. Pasalnya, beberapa persiapan belum dirampungkan. Dia juga mengaku, untuk melaksanakan metode pembelajaran langsung di tengah kondisi saat ini, memerlukan tahapan yang cukup ketat.

“Saat ini kami belum siap untuk PTM. Tapi kami sedang mengupayakan metode ini bisa dilakukan ke depan,” ujar Roma.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Dia berharap, pihaknya dapat mengikuti rencana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang akan melakukan sistem PTM di bulan Juni 2021.

“Mudah-mudahan bisa PTM sesuai dengan anjuran dari Kemendikbud,” harapnya.

Ketidaksiapan Kutim saat ini, berangkat dari kondisi pandemi yang kini masih fluktuatif. Pasalnya masih ada beberapa kecamatan yang masuk dalam zona merah Covid-19. Situasi dilematis itu pun membuat Disdik belum berani mengambil resiko untuk menggelar PTM.

“Kami masih butuh persiapan lebih,” pungkasnya.

Pandemi  memang telah memberikan dampak serius di bidang pendidikan. Siswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

Hal itu sudah berjalan selama kurang lebih satu tahun. Dampak negatif dari PJJ ini sangat dirasakan di kalangan siswa. Menurunnya, tingkat sosialisasi siswa dengan lingkungan pendidikan, membuat penyerapan ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sangat minim.

Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (18/3/2021) menyampaikan keluh kesah masyarakat yang dialami dunia pendidikan.

Dia pun memberikan pertimbangan pelaksanaan PTM segera dilakukan. Namun, perlu melewati tahapan yang utuh. Salah satunya vaksinasi yang menyasar guru beserta jajarannya.

[El | NON]


Related Posts


Berita Lainnya