Bontang

Peringati Hari Aids Sedunia, 2030 PBB Canangkan Bebas Aids

Kaltim Today
01 Desember 2020 16:12
Peringati Hari Aids Sedunia, 2030 PBB Canangkan Bebas Aids
Penandatanganan MoU dengan Lapas Bontang. (Mega/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Bontang - Hari AIDS Sedunia (HAS) diperingati setiap 1 Desember, sebagai hari kesehatan global pertama. Di 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusung tema "Global Solidarity, Resilient Services". WHO dan para mitra memberikan penghormatan kepada semua orang yang bekerja untuk menyediakan layanan HIV.

Di Bontang, terdapat salah satu kelompok yang bekerja suka rela mendampingi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yakni Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang kini sudah menjadi Yayasan KDS Bonseti.

Pendiri KDS, Rahma Susanti menuturkan kasus AIDS di Bontang masih terus meningkat. Bahkan di tengah Pandemi Covid-19 pun masih ada penambahan kasus baru HIV/AIDS.

"Kami hanya sebatas pendampingan para ODHA saja, dan selama Covid-19 ini kami ambilkan obatnya, jadi mereka tidak ke rumah sakit kalau tidak ada keluhan," terang Rahma saat dihubungi, Selasa (1/12/2020).

Dari 95 ODHA di Bontang, tidak semua mendapat pendampingan KDS. Rahma menyebut, yang ingin didampingi harus mendapat persetujuan dari Puskesmas setempat. Karena masih ada juga ODHA yang tertutup.

"ODHA ini kan harus minum obat seumur hidup," ujarnya.

Untuk pendampingan, selain menyediakan obat, KDS juga menggelar pertemuan setiap bulan, mengambil surat rujukan, karena sudah MoU dengan Puskesmas.

Pendampingan oleh Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) untuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Pendampingan oleh Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) untuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

"Kami juga memberikan pelayanan advokasi identitas bagi mereka yang tidak ber-KTP Bontang," bebernya.

Penderita HIV di Bontang rata-rata merupakan ibu rumah tangga. Sementara untuk ibu hamil, saat ini pemeriksaan di puskesmas wajib tes HIV, sehingga bisa dilakukan pencegahan dini. Kalaupun ada yang positif, diberikan program obat selama 18 bulan agar tidak menularkan ke bayi yang dikandungnya.

"Yang ikut program, Alhamdulillah anaknya negatif semua. Ibunya tetap positif, tapi sehat dan tak akan kena AIDS kalau minum obat, karena dia HIV saja," terangnya.

Di HAS 2020 ini, Rahma berharap semoga tidak ada lagi ditemukan kasus HIV pada anak. Mengingat tahun ini ada 4 tambahan kasus anak, dengan usia terkecil 2 tahun.

"Harapan kita janganlah ada anak-anak yang tertular lagi. Kepada para ibu, kalau berobat di fasilitas kesehatan swasta saat hamil minta dites HIV untuk pencegahan dini agar tidak tertular ke anak," pintanya.

"Seandainya ada positif, cukup ibunya saja. Jangan lagi ditularkan ke anak. Kasihan anak-anak kalau sudah tertular harus minum obat yang reaksinya cukup keras," sambungnya.

Kematian ODHA di 2020, sejak  Maret terdapat 6 orang dari total yang didampingi KDS.

Pada HAS 2020 ini pun, Yayasan Dukungan Sebaya tak memperingati, mengingat tidak adanya anggaran. Namun, Rahma menyatakan terdapat moto baru yakni 2030 tak ada stigma dan tak ada penukaran HIV-AIDS.

"Seperti yang dicanangkan PBB, 2030 bebas dari HIV AIDS," pungkasnya.

[RIR | NON | ADV DINKES]


Related Posts


Berita Lainnya