Samarinda

PKL Nyalakan Lilin di Tepian Mahakam, Berharap Kembali Diizinkan Berjualan

Kaltim Today
16 Oktober 2022 17:01
PKL Nyalakan Lilin di Tepian Mahakam, Berharap Kembali Diizinkan Berjualan
PKL Tepian Mahakam nyalakan lilin, berharap Pemkot Samarinda kembali izinkan mereka berjualan lagi. (Yasmin:Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tepian Mahakam masih berharap ada solusi yang diberikan Pemkot Samarinda setelah mereka dilarang berjualan. Harapan itu bahkan ditunjukkan PKL dengan aksi menyalakan lilin, Jumat (14/10/2022) malam.

Lilin dinyalakan bersusun, di tengah-tengahnya ada taburan bunga. Tak ketinggalan kertas putih dengan 3 tulisan berbeda. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, turut berduka cita atas matinya hati pemkot pada PKL", "Beras habis, semua habis. Apakah saya harus jual diri?", dan "Anak menangis minta uang jajan."

Sebenarnya, keinginan para PKL ini tak muluk-muluk. Mereka masih berharap bisa diberikan tempat lagi untuk berdagang dan inginnya masih di kawasan Tepian Mahakam. Salah satu PKL bernama Arinda berharap, kawasan Tepian Mahakam bisa dibuka lagi.

"Mudah-mudahqn Allah berikan rezeki lagi untuk kami berjualan. Semoga pemkot terbuka hatinya ya dek untuk beli susu dan beras lagi," ujarnya sembari menggendong bayinya yang masih berusia 3 bulan.

Arinda juga berpendapat, jika masalah PKL digusur dari Tepian Mahakam karena juru parkir (jukir) liar, maka dia meminta para jukir itu untuk dibina dan dirangkul. Jangan dengan cara mengorbankan para PKL. Sementara PKL lainnya ikut menimpali bahwa anak mereka juga butuh uang untuk jajan dan keperluan sekolah.

"Kepada yang terhormat bapak Wali Kota Samarinda, Andi Harun, tolong buka lagi lahan kami buat jualan. Kami enggak bisa makan. Tolong buka hatinya. Kami mau uang halal, bukan uang haram," sambungnya.

Sementara itu, PKL lain bernama Rosita juga mengeluhkan hal yang sama. Sudah hampir 2 minggu, dia dan PKL lain tak berjualan. Ditambah lagi, mereka tak ada penghasilan apapun karena tak ada pekerjaan lain.

"Berilah kami para PKL tempat untuk berjualan lagi. Hampir 2 minggu kami kehabisan uang belanja. Anak-anak kami menangis semua. Kami sedih, tidak tahu mau ngomong apa lagi. Tidak ada yang peduli sama kami kalau begini," ujar Rosita sembari sedikit terisak.

Sementara itu, Direktur LBH Samarinda, Fathul Huda Wiyashadi mengungkapkan bahwa surat permohonan audiensi antara PKL dan Pemkot Samarinda sudah diserahkan pada 10 Oktober 2022.

"Dalam surat itu, kami mengusulkan pertemuan audiensi itu pada 14 Oktober 2022. Namun, pada 13 Oktober ada konfirmasi dari pihak pemkot yang mengatakan audiensinya tidak bisa digelar pada 14 Oktober karena wali kota sedang tidak ada di tempat," ujar Fathul saat dikonfirmasi Kaltimtoday.co.

Walhasil, kepastian waktu audiensi masih ditunggu oleh pihaknya. Jika sampai minggu depan masih tidak ada kabar, LBH Samarinda akan bersurat kembali ke Pemkot Samarinda. Ditanya mengenai tuntutan yang bakal disampaikan saat audiensi, Fathul menyebut akan meminta PKL bisa berjualan kembali di Tepian Mahakam sekaligus penataannya.

"Kami ada usulan itu, karena bagaimanapun, kalau disebut ruang terbuka hijau (RTH), di sepanjang sungai itu ya RTH. Tapi ada beberapa bangunan lain di sempadan sungai. Jangan diskriminatif ke PKL yang tidak permanen dan tak terlalu mengganggu. Jangan dilarang. Harusnya dikelola," lanjut Fathul.

Terkait langkah selanjutnya yang akan diambil LBH Samarinda dan perwakilan PKL, Fathul masih akan melihat respons saat audiensi nanti.

[YMD | TOS]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya