Kukar

Prihatin Kematian Pesut Mahakam, Dewan Kukar Minta Nelayan Kontrol Jala Ikan

Kaltim Today
25 Agustus 2021 07:41
Prihatin Kematian Pesut Mahakam,  Dewan Kukar Minta Nelayan Kontrol Jala Ikan
Anggota DRPD Kukar asal Muara Muntai, Sopan Sopian. (Supri/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Kematian mamalia sungai mahakam yang menjadi salah satu ikon Kalimantan Timur, yakni pesut di Desa Kuyung, Kecamatan Muara Muntai pada 13 Agustus 2021 sangat disayangkan.

Kematian pesut betina dikenal dengan nama Miu sepanjang sekitar 1,9 meter ini ditemukan dua jala ikan berada di lambungnya.

Rasa keprihatinan ini juga disampaikan anggota DPRD Kukar asal Muara Muntai, Sopan Sopian belum lama ini.

"Kami sangat prihatin atas kematian hewan mamalia yang menjadi ciri khas Kaltim terlebih berada di Kukar," kata Sopan sapaan akrabnya.

Politisi Fraksi Gerindra menuturkan, integrasi dari hulu ke hilir dan sebaliknya menjadi permasalahan tersendiri bagi pesut mahakam dikarenakan luas sungai makin mengecil. Terutama jika sungai sedang surut.

Disatu sisi dengan surutnya sungai, ribuan ikan kendia turun dan makanan favorit pesut atau sering disebut lumba-lumba air tawar. Oleh karenanya nelayan harus menjaga dan mengontrol jala ikan yang dipasang, mengingat senang dengan ikan yang ditangkap nelayan.

"Nelayan kalau mencari ikan jangan membentang jala ikan tapi dijadikan searah dengan arus sungai. Itupun harus dijaga kalau seandainya ada pesut yang terkena bisa segera ditolong," terangnya.

Arus air di Desa Kuyung dan Oloy memang sangat digemari mamalia itu bahkan dijadikan tempat perkembangbiakan atau perkawinan. Karena sering dilihat di sekitar wilayah tersebut.

Dengan adanya kematian pesut dan ditemukan dua jala ikan. Tentunya menjadi pelajaran bersama sehingga kelalaian tidak terulang kembali.

"Mari bersama-sama menjaga kelestarian pesut dengan menjaga ekosistem di sungai mahakam. Terutama nelayan yang memasang alat pukat agar selalu diperhatikan," pesannya.

Dengan adanya Yayasan Konservasi Rare Aquatic Spesies of Indonesia (RASI) yang selalu memantau dan mengontrol setiap perkembangan pesut. Mari bersama-sama mendukung pelestarian tersebut jika bukan kesadaran diri sendiri maka siapa lagi yang menjaga ikon Kaltim ini.

"Jumlah pesut sekitar puluhan saja jadi sangat disayangkan sekali kalau populasi menurun, apalagi terancam punah," pungkasnya.

[SUP | NON | ADV DPRD KUKAR]



Berita Lainnya