Samarinda

Rapat Konsolidasi Dadakan, Massa Putuskan Blokir Jalan

Kaltim Today
30 September 2019 21:21
Rapat Konsolidasi Dadakan, Massa Putuskan Blokir Jalan
Demonstran melakukan pemblokiran jalan di simpang tiga antara Jalan Tengkawang, Teuku Umar dan MT Haryono.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Meski telah diserang habis-habisan oleh aparat keamanan yang bertugas. Nyatanya tak menyurutkan niat Aliansi Kaltim Bersatu (AKB). Dari pantauan di lapangan sekitar pukul 19.56 Wita, arus lalu lintas mulai terlihat berangsur menembus massa aksi. Namun tepat di simpang tiga antara Jalan Tengkawang, Teuku Umar dan MT Haryono. Massa berkumpul dan melakukan rapat konsolidasi dadakan untuk melakukan pemblokiran jalan.

"Sebagai bukti kemarahan mahasiswa akibat tindakan refresif aparat," tegas Richardo kepada media.

Tindak pemblokiran ini, juga dilakukan atas menghilangnya beberapa rekan mereka saat bentrokan pecah.

"Ada beberapa teman yang hilang dan kami juga masih mencari kabar mereka," imbuhnya.

Lanjut Richardo, pemblokiran saat ini hanya akan dilakukan di seputaran aksi massa. Mereka tidak akan melakukannya di luar itu, karena ditakutkan bisa menimbulkan gesekan kepada masyarakat umum lainnya.

Demonstran melakukan rapat konsolidasi untuk melakukan pemblokiran jalan sebagai bentuk protes kepada aparat yang bersikap represif.
Demonstran melakukan rapat konsolidasi untuk melakukan pemblokiran jalan sebagai bentuk protes kepada aparat yang bersikap represif.

"Kami fokus di sini aja. Karena kami sudah tidak punya rilis lagi," sambungnya.

Menurut Richardo, akibat kejadian hari ini setidaknya telah jatuh korban pingsan, sesak napas dan luka-luka yang mencapai lebih 500 orang. Sedangkan pada aksi jilid dua diperkirakannya, korban mencapai 400 orang.

"Karena massa saat ini ada lebih 5000, mereka semakin banyak saat sore," ungkap Ricardo.

Kejadian ini pun diuraikan Richardo, saat mulai memasuki senja tadi. Saat itu polisi terus mengimbau agar massa membubarkan diri. Namun, saat itu massa semakin gencar ingin menembus gerbang dan pertahanan aparat. Water canon akhirnya dikerahkan yang diikuti dengan tembakan gas air mata secara beruntun.

"Rencana sampai selesainya. Tidak ada estimasi. Bahkan sampai pagi kalau memang itu memungkinkan," pungkasnya.

[JRO | RWT]



Berita Lainnya