Samarinda

Rosa: Di Samarinda Banyak Sungai tapi Tidak Banyak Pabrik Industri Skala Besar, Harus Bersyukur

Kaltim Today
13 Desember 2019 23:59
Rosa: Di Samarinda Banyak Sungai tapi Tidak Banyak Pabrik Industri Skala Besar, Harus Bersyukur
Rosalina saat di wawancarai mengenai hasil presentasi di Gedung Bapedda Samarinda.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Presentasi laporan akhir "Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Karang Mumus (SKM)" yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, di bawah Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, dihadiri oleh Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) Samarinda dan beberapa perwakilan dari kecamatan serta kelurahan di Samarinda, Kamis (12/12/2019).

Tim Ahli DLH Muhammad Fahmi menerangkan,daya tampung beban pencemaran di Karang Mumus telah memasuki baku mutu.

Meskipun dinilai membaik, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Rosana mengaku, hasil tersebut bukanlah akhir dari pekerjaan. Melainkan menjadi awal kerja DLH.

"Ini masih langkah awal, sebenarnya kedepan kami memiliki kegiatan lanjutan untuk menindaklanjuti hasil hari ini," kata Rosa.

Dikatakan Rosa, SKM yang dikenal dengan jumlah industri kecil menangah yang berkembang di wilayahnya menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan.

"Di sekitaran sungai itu banyak pengusahan industri kecil menengah, meskipun akhir tahun ini SKM dinilai berpotensi baku mutu, namun kerja DLH harus tetap sigap," paparnya.

Rosa juga menjelaskan, jika memasuki musim hujan maka suhu air akan menjadi stabil, berbeda ketika memasuki musim kemarau, maka kadar air akan berubah dengan jumlah zat asam yang tinggi. Hal ini mengakibatkan air di SKM tidak layak untuk dikonsumsi.

"Untuk saat ini sungai kita masih relatif baik, tapi jangan senang dulu, industri kecil yang dilakukan masyarakat sekitar itu berdampak, karena arah pembuangan limbah mereka jatuhnya di SKM," ungkapnya.

Dari keterangannya, kualitas SKM tergantung dengan cara hidup masyarakat di sekitarnya.

"Sebagai warga samarinda, harus bersyukur, karena di Samarinda tidak ada terbangun pabrik besar yang bisa membuang limbahnya ke arah sungai. Di Samarinda banyak sungai tapi tidak banyak pabrik industri skala besar. Harus bersyukur dong," paparnya.

[NYN | RWT | ADV]



Berita Lainnya