Samarinda

Satu Bulan Dibuka, Omset Pasar Ramadhan Samarinda Capai Rp 5-7 Miliar

Kaltim Today
08 Mei 2021 17:26
Satu Bulan Dibuka, Omset Pasar Ramadhan Samarinda Capai Rp 5-7 Miliar
Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Jelang Idul Fitri, maka Pasar Ramadhan di GOR Segiri Samarinda juga segera berakhir. Jumat (7/5/2021), Wali Kota Samarinda Andi Harun menutup pasar secara simbolis. Penutupan resmi akan dilakukan besok, 9 Mei 2021.

Diketahui, terdapat 130 stand yang terlibat. Diestimasikan 1 pedagang meraup untung Rp 2 juta dalam sehari. Hal itu disampaikan oleh Ketua Panitia sekaligus Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Samarinda, Erham Yusuf. Dia menyebut, antusias pengunjung sangat luar biasa.

“Apabila kita estimasikan 1 pedagang per harinya meraup Rp 2 juta dikalikan dengan 130 stand di sini per 27 hari. Jumlahnya berkisar Rp 5-7 miliar. Kita bisa tahu Pasar Ramadhan ini berpotensi untuk dikembangkan,” jelas Erham.

Ditemui awak media, Andi Harun menyebut pihaknya akan melakukan evaluasi terkait pembukaan pasar. Ditemukan sejumlah kekurangan karena pelaksanaan yang mendadak. Alhasil, Pemkot Samarinda pun mempertimbangkan keinginan masyarakat untuk membuka Pasar Ramadhan kembali.

"Setelah saya timbang-timbang, saya siapkan perangkat dan pengawasannya. Setelah diberikan jaminan oleh Dinkes, Dispora, Satpol PP, Dishub. Mereka sudah siap terapkan kebijakan wali kota, maka baru saya buka," beber Andi Harun.

Kembali dibukanya Pasar Ramadhan turut mendongkrak perekonomian para pedagang. Diungkapkan Andi Harun, jumlah transaksi atau perputaran yang ada di pasar begitu besar. Hal itu berdasar kepada ukuran transaksi selama sebulan, yakni mulai hari pertama pasar dibuka.

"Di situ terindikasi bahwa Samarinda ini ekonominya sudah mulai bergerak. Hanya 1 saja soal protokol kesehatan harus terus dipertahankan," lanjutnya.

 

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Andi Harun meyakini bahwa, Samarinda menjadi salah satu kota di antara daerah lain di Kaltim yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap pemulihan ekonomi. Hal itu dipengaruhi oleh kepatuhan seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan prokes.

Membeludaknya pengunjung di Pasar Ramadan juga ditemukan pelanggaran terhadap prokes. Andi Harun tak menampik kejadian itu. Disebutnya, itu merupakan pelanggaran minor.

"Misalnya ada 1-2 orang yang tidak memakai masker. Tapi sebenarnya masyarakat juga sudah mengerti tentang bahaya Covid-19. Terkadang mereka lalai tidak memakai masker," bebernya.

Ada catatan lain yang disampaikan Andi Harun, yakni terkait alur keluar-masuk yang perlu dievaluasi. Pada awalnya, digunakan 1 line dengan 2 jalur. Alhasil, pengunjung yang datang dan ingin pulang menggunakannya bersamaan dan berujung pada kemacetan.

"Setelah hari ke-4 Pasar Ramadhan kita ubah rutenya dan kemudian lancar," tandasnya.

[YMD | RWT]



Berita Lainnya