Opini

Sebab-Sebab Adanya Penyakit pada Manusia

Kaltim Today
11 April 2020 19:04
Sebab-Sebab Adanya Penyakit pada Manusia

Oleh: Suhardi Dahlan (Kader Angkatan Muda Muhammadiyah Kaltim)

Penyakit merupakan sebuah gangguan secara keseluruhan setiap makhluk hidup sehingga mempengaruhi fungsi yang mengakibatkan ketidaknormalnya pada kondisi tubuh. Manusia pasti Penyakit tentu dialami oleh setiap makhluk hidup terutama manusia, hal ini tidak dipungkiri bahwa penyakit itu setiap saat selalu menghampiri manusia, bahkan ada seribu satu macam penyakit sudah ada pada tubuh manusia, hanya saja bagaimana manusia mengelolah dan mengatur tubuh ini dengan asupan nutrisi yang baik.

Penyakit itu tentu ada sebabnya yang terdiri dari ganguan batiniah dan lahiriah. Sebelumnya, penulis tidak mengurai penjelasan secara medis, namun mengurai dari perspektif sebab akibat munculnya ganguan penyakit dalam diri manusia (batiniah) yang beresensi bahwa penyakit tersebut telah dimiliki oleh setiap manusia diantaranya sifat (prilaku) dan cara berfikir. Manusia diciptakan oleh Allah Swt lebih sempurna dari makhluk lainnya, sebab mempunyai kelebihan yaitu terciptanya otak untuk berfikir dan dapat membedakan mana yang benar dan buruk terhadap sesuatu tatanan hidup.

Jika penyakit batiniah ini muncul, maka akan berdampak buruk pada diri manusia lantaran adanya tersimpan penyakit hati yang berkepanjangan. Misalkan penyakit prilaku (sifat) manusia bisa saja baik jika manusia memanajemen dirinya dengan memfungsikan organ tubuhnya secara proporsional di antaranya perilaku panca indra, apakah telah sesuai dengan hakikatnya ataukah masih dalam proses penataan.

Selain itu, masalah penyakit cara berpikir manusia tentu saja dapat menimbulkan sebuah penyakit dalam diri manusia, seperti cara berpikir tentang kehidupan. Misalkan manusia diciptakan oleh Allah, bahwasanya manusia telah diatur rezekinya sedemikian rupa sehingga bermalasan dalam berusaha dan ikhtiar untuk mencari rezeki, maka persoalan cara berpikir ini akan menimbulkan sebuah penyakit yang memiliki dampak secara batiniah, pasrah terhadap kondisi kehidupannya, serta banyak contoh lainnya dalam cara berfikir manusia yang tidak masuk akal.

Selanjutnya adalah munculnya penyakit lahiriah, sebetulnya saling koheren dengan penyakit batiniah. Sedangkan lahiriah muncul disebabkan sebuah penyakit terhadap reaksi lingkungannya yang lebih luas. Ada beberapa reaksi penyakit yang timbul dari luar (lahiriah) adalah, pertama keadaaan sosial merupakan suatu keadaan kehidupan manusia untuk melakukan interaksi antara sesama, sebab manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari makhluk lainnya. Persoalan penyakit sosial ini sangat rentan terjadi pada kehidupan manusia. Sebab interaksi sosial setiap detik akan dilakukan oleh seluruh manusia baik keluarganya bahkan kerabat lainnya.

Di Indonesia memiliki berbagai wahana keberagaman misalkan suku, ras, agama dan kebudayaan bahkan status sosial masyarakat dalam kehidupan manusia berpotensi menjadi sebuah penyakit lahiriah. Misalkan tentang kesukuan dapat menimbulkan penyakit jika adanya gesekan rasisme terhadap satu suku dengan suku lainnya, sehingga terbenturlah sebuah masalah dengan beradu argumentasi yang negatif bahkan beradu fisik berakhir dengan perpecahan dan keretakan dalam keharmonisasian antar suku. Masalah status sosial bahkan agama dan ras mempunyai dampak yang sama, disebabkan adanya penyakit lahiriah yaitu cara pandang manusia dalam merespon kehidupan terhadap situasi sosial kemasyarakatan.

Selain itu, penyakit lahiriah yang kedua adalah keadaan ekonomi ini dapat dikatakan sebagai sumber penyakit jika situasi ekonomi dalam dirinya bahkan keluarganya tidak dapat terpenuhi terutama kebutuhan primernya, disebabkan persoalan banyak hal di antaranya lapangan kerja tidak memadai, kurangnya keahlian atau pendidikan, bahkan disebabkan sifat malas terhadap diri manusia sehingga enggan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hal ini sangat reaktif dalam tatanan hidup manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya sebuah masalah terutama pengangguran, kemudian salah satu yang diperbuat adalah melakukan sifat yang tidak terpuji misalkan mencuri, memalak, bahkan menjadi seorang pengemis di jalanan. Tentu yang terjadi adalah desakan kebutuhan dalam diri manusia sehingga berefek pada tingginya kriminalitas manusia dalam hal cara memperoleh kebutuhan hidupnya.

Ketiga adalah keadaan politik, persoalan politik merupakan sebuah metode seni dalam mempengaruhi masyarakat baik dalam sebuah proses dari pembentukan dan pembagian kekuasaan suatu masyarakat atau per individu. Namun politik tidak sekedar tentang kekuasaan melainkan teknik manusia dalam mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, apapun niatnya diharapkan feedback-nya adalah suatu kemashalatan, politik dapat mempengaruhi tatanan sosial bahkan ekonomi. Sederhana saja, jika politik dikaitkan sebuah penyakit lahiriah dengan cara manusia dalam memengaruhi diri seseorang bahkan siasat untuk memperoleh sebuah kekuasaan politik.

Hal ini dapat menimbulkan sebuah penyakit dalam kehidupan manusia yaitu memengaruhi dengan gesekan-gesekan rasisme (keadaan sosial) misalkan soal agama dan status sosial kemasyarakatan, saling membenturkan status sosial masyarakat, merendahkan satu golongan lainnya, mempengaruhi manusia dengan cara menjelekan dan larut dalam menghasut manusia lainnya untuk membenci kelompok yang tidak disukai disebabkan cara padang ataupun visi misi yang berbeda. Mestinya manusia bijak dalam bersikap dan berbahasa dengan baik kepada siapapun serta komitmen terhadap ucapan menyegerakan dengan tindakan abstraksinya, sebab siklus politik berupaya untuk bertahan demi kepentingan, sedangkan kondisi dan kebutuhan manusia tidak menyesuaikan atas dasar kepentingan politik.

Keempat keadaan budaya (culture), pada posisi ini manusia diibaratkan sebuah sawah yang beragam tanaman bahkan kebun binatang yang memilik bermacam spesies, sedangkan manusia berciri serupa dengan heterogenitas manusia dari perspektif kebiasaan, adat istiadat, bahasa, nilai-nilai dan karya seni yang dimiliki oleh sebagian kelompok masyarakat secara kolektif. Menariknya bahwa, budaya itu soal ciri khas masyarakat yang telah membudiya dalam hidup manusia secara batiniah dan lahiriah, sebagaimana juga unsur budaya dianggap rumit dalam proses penyesuaian terhadap kelompok masyarakat lain yang memiliki perbedaan polarisasi kultur. Misalkan kultur kuliner, tentu semua kelompok masyarakat mempunyai makanan khas masing-masing dan tidak semua manusia yang suka dengan komposisi masakan makanan tersebut, beberapa unsur yaitu ditinjau dari kultur agama bahwa ketika mengonsumsi kuliner pada kultur masyarakat lainnya yang bertentangan dengan ajaran suatu agama yang dianutnya, kemudian soal cita rasa dan cara masak yang tidak mengugah selerah pada pengecap rasa (lidah).

Oleh karena itu, pengaruh budaya itu sangat luas, soal kuliner merupakan bagian contoh terkecil dalam kehidupan budaya masyarakat, prilaku dari aspek budaya masyarakat ketika berdampak buruk akibat dari timbulnya penyakit adalah kebiasaan masyarakat yang mengonsumsi makanan yang tidak semestinya sehingga dapat menimbulkan penyakit bahkan kebiasaan tidak memperlakukan hidup dengan pola makanan yang tidak sehat.

Adapun budaya masyarakat yang bersikap fatalistis tentang kehidupan nyata, mereka berangapan bahwa penyakit adalah sebuah mistis disebabkan sihir atau pelet memelet, padahal timbulnya penyakit karena kebiasaan manusia yang terus menerus mempercayaian anggapan kultur masyarakat, padahal munculnya penyakit itu berawal dari budaya (kebiasaan) hidup dalam diri sendiri baik pola hidup dan tutur bahasa sebab persolan berbicarapun sangat sensitif terhadap budaya masyarakat lainnya.

Persoalan semacam ini akan menimbulkan sebuah masalah jika menyakitkan manusia lainnya dengan ungkapan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan kepada orang lain. Selain itu, mengadopsi budaya masyarakat lain untuk menerapkan dalam budaya yang telah ada secara turun temurun memungkin mempengaruhi sebuah gejala-gejala penyakit baru yang dapat merusak tatanan hidup masyarakat. Sebagian kalangan beraggapan bahwa, merubah dan menambah budaya lain akan berdampak buruk pada kebiasaan hidup dan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya suatu masyarakat sebelumnya. Jika budaya itu baik dan tidak bertentangan dengan kebiasaan nilai masyarakat, maka berpeluang diterima sebagai peleburan sistem nilai hidup masyarakat begitupun sebaliknya.

Kelima keadaan kesehatan termasuk yang paling mahal bagi manusia, apakah manusia memilih sehat atau sembuh? Ini merupakan sebuah pilihan mendasar bagi manusia, kesehatan esensinya adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Selain itu, kesehatan dapat diartikan sebagai suatu ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang dipunyai oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara mengamalkan segala ajaran-Nya. Masalah kesehatan, sejatinya bukan menjadi persoalan yang harus ditangani oleh sektor kesehatan semata. Melainkan membutuhkan dukungan pola hidup masyarakat berbagai lintas sektor yang menjadi penyebab mengapa masalah penyakit itu timbul.

Hakikat kesehatan dapat terkontaminasi oleh permasalah ekonomi, sosial, dan budaya kadangkala manusia luput dari masalah yang timbul akibat ulahnya terhadap lingkungan yang kurang harmonis. Kesehatan spiritual juga sangat menentukan terhadap suatu keadaan yang memerlukan keseimbangan yang dinamis antara suatu bentuk dan fungsi tubuh sebagai faktor yang mempengaruhinya baik mental, ketenangan hati, dan pikiran yang terdapat hal positif.

Sebab kemunculan kesehatan bermula pada prilaku manusia itu sendiri, jika pikiran yang bijak akan menghasilkan kesehatan fisik yang bugar, manusia diciptakan oleh Allah untuk hidup bahagia. Sesuai dengan riset kesehatan bahwa, otak manusia terdapat hormon endorphin memiliki dampak yang dapat menimbulkan perasaan euphoria yaitu gembira dan senang. Maka dari itu, manusia seringkali memaksakan diri untuk bereuphoria namun dengan cara yang salah sehingga situasi berbahaya ketika pacuan hormon adrenalin dan nor-adrenalin lepas maka kontrol emosi manusia, sehingga tidak akan terkendalikan karena telah transfer hormon andrenalin tersebut tersalurkan melalui darah, akibatnya adalah imun tubuh akan lemah, maka apa yang terjadi? Tentunya kekacauan alam pikiran batiniah dan rohaniah dapat merusakan tatanan sistem organ tubuh pada manusia.(*)

*) Opini penulis ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co



Berita Lainnya