Kukar

Selama Pandemi Covid-19, Ratusan Orang di Kukar Ikut Program KB

Kaltim Today
01 Februari 2021 21:00
Selama Pandemi Covid-19, Ratusan Orang di Kukar Ikut Program KB
Kepala Dinas BP2KB Kukar, Adinur saat ditemui diruang kerjanya. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pandemi Covid-19 yang kian meningkat drastis menjadi permasalah tersendiri bagi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana(DP2KB) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam menjalankan beberapa aktifitasnya. Apalagi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Berencana (Bangga Kencana) berkaitan dengan Keluarga Berencana (KB).

Hal ini sampaikan Kepala Dinas BP2KB Kukar, Adinur kepada Kaltimtoday.co saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (01/02/2021).

"Memang sekarang mengalami permasalahan, ada kebuntuan yang awalnya kami tatap muka, mau tidak mau kami jarang tatap muka," ujarnya.

Mereka, lanjut Adinur, yang sebelumnya memakai alat kontrasepsi dengan metode jangka panjang yang dapat bersentuhan langsung dengan bidan. Untuk menghindari hal tersebut, pihaknya menyarankan mengunakan kontrasepsi non jangka panjang seperti pil dan suntik.

Terkadang kontak langsung masih dilakukan seperti pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, dan medis operatif wanita (MOP) bagi perempuan yang memiliki banyak anak yakni 4 atau 5 diusia subur, dan tidak ingin menambah anak lagi. Maka perlu dilakukan MOP, namun karena bersentuhan langsung sehingga mereka harus periksa dulu.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

"Mereka harus periksa rapid tes dulu bahkan sampai swab, jika hasilnya negatif baru kita lakukan," ujar Adinur.

Alhamdulillah, lanjut dia, animo masyarakat terkait program banggakencana diterima baik, apalagi sekarang banyak anak bukan zamannya lagi.

"Hingga kini masih terus berjalan bahkan sudah mencapai ratusan orang yang melakukan KB," ungkapnya.

Jika dulu, setiap keluarga mempunyai anak rata-rata 5 hingga 6 namun sekarang sudah 3, jadi sudah menurun dan target kedepan setiap keluarga memiliki 2 anak. Untuk mencapainya, lanjut Adinur, perlu kerjasama masyarakat untuk mendukung program tersebut.

Dirinya menambahkan, di Kukar cenderung menurun sebab masyarakat sudah menyadari bahwa jika punya banyak anak akan bermasalah dengan biaya hidup.

Kalau dulu banyak anak banyak rezeki karena kurang orang dan banyak tanah. Jadi banyak anak bisa menolong orang tuanya bertani atau nelayan kan dapat rezeki.

"Sekarang sudah berat, tanah sudah gak punya terus punya anak banyak lagi," tutupnya.

[SUP | NON]


Related Posts


Berita Lainnya