Samarinda

Sepakat Tak Ada Perayaan Malam Tahun Baru, PHRI Samarinda Tetap Harapkan Okupansi Meningkat pada 2021

Kaltim Today
28 Desember 2020 20:23
Sepakat Tak Ada Perayaan Malam Tahun Baru, PHRI Samarinda Tetap Harapkan Okupansi Meningkat pada 2021
Perhotelan sepakat tak gelar acara tahun baru dan berharap okupansi meningkat pada 2021 mendatang. (Shutterstock)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Lazimnya, momentum pergantian tahun kerap menjadi hal yang paling ditunggu banyak orang. Sejak lama, antusiasme masyarakat pada malam tahun baru sangatlah besar. Sebab banyak tempat umum seperti mal, hotel, restoran, dan sebagainya yang menyediakan kegiatan menarik. Namun, tak dapat dimungkiri bahwa pergantian tahun 2021 akan terasa hambar. Sebab telah ditegaskan melalui surat edaran Gubernur Kaltim dan Wali Kota Samarinda bahwa tak ada perayaan malam tahun baru di tempat umum.

Dari sekian banyak tempat, industri perhotelan menjadi salah satu yang paling terkena dampak. Biasanya, pihak hotel kerap menggelar acara untuk menarik perhatian pengunjung pada malam tahun baru. Cara itu pun selalu berhasil dan disukai.

Menanggapi aturan tak ada perayaan malam tahun baru di hotel, Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Samarinda, Leni Marlina menyatakan bahwa, seluruh pihak hotel telah sepakat untuk menaati peraturan dari pemerintah itu yang tak mengizinkan adanya acara pergantian tahun baru.

"Suka tidak suka, mau tidak mau kami harus menaati aturan itu. Walaupun, dari segi pemasukan juga cukup merugikan. Tapi kalau untuk kamar, mungkin kami akan tetap buka karena operasional hotel tetap 24 jam. Sebab sifatnya kan pelayanan," ungkap Leni saat dihubungi Kaltimtoday.co melalui sambungan telepon pada Senin (28/12/2020).

Leni pun menjelaskan bahwa tempo hari, ada kesepakatan dengan Polresta Samarinda bahwa boleh berkumpul, namun tidak dalam jumlah yang banyak. Kemudian dibatasi hanya sampai pukul 21.00 Wita. Jika di atas jam tersebut masih ada kerumunan di berbagai tempat umum, maka akan ditindak tegas dan dibubarkan oleh pihak kepolisian yang telah bekerja sama dengan instansi terkait.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

"Berdasarkan pantauan saya di grup perhotelan dan para general manager, itu mereka sepakat tidak melaksanakan kegiatan apapun juga pada malam tahun baru nanti. Pada 31 Desember nanti, insyaallah saya juga akan memantau beberapa hotel," lanjut Leni.

Bicara soal okupansi hotel pada penghujung tahun ini, Leni menyebut ada kenaikan yang cukup signifikan karena beberapa kegiatan dengan protokol kesehatan ketat terlaksana di beberapa hotel di Samarinda. Kemudian, kunjungan tamu dari beberapa daerah seperti Bontang, Berau, dan Kutim menyambangi Samarinda untuk berlibur. Sebab momennya juga bertepatan dengan libur natal dan tahun baru.

Demi memastikan area hotel tetap bersih dan terjaga, maka tempo lalu juga terlaksana penilaian untuk diberikan sertifikat CHSE. CHSE merupakan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Disebutkan Leni, hampir seluruh hotel berbintang di Samarinda telah mengantongi sertifikat CHSE. Mulai Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Aston Hotel & Convention Center, HARRIS Hotel, Mercure, Midtown, Senyiur, Grand Kartika, dan Grand Jamrud.

"Sampai saat ini, saya juga masih meminta informasi lengkapnya dari teman-teman perhotelan terkait hotel mana saja yang sudah dapat sertifikat CHSE itu," beber Leni.

Pada akhir perbincangan, Leni juga menyampaikan harapannya bahwa prediksi pada 2021 mendatang akan menaikkan okupansi perhotelan. Ditambah dengan kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan di hotel. Dia juga berharap bahwa pemerintah bisa memerhatikan para pelaku industri pariwisata. Khususnya perhotelan, restoran, dan rumah makan agar tetap bergandeng tangan dan bermitra demi membangun pariwisata yang lebih baik di Kota Tepian.

[YMD | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya