Samarinda

Status Mutu Air Sungai di Samarinda: Tercemar Ringan hingga Sedang

Kaltim Today
21 Agustus 2021 10:40
Status Mutu Air Sungai di Samarinda: Tercemar Ringan hingga Sedang

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda memastikan kualitas air permukaan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Tepian ini, dikategorikan cemar ringan hingga sedang.

Dari pengamatan yang dilakukan pihak DLH Samarinda, tingkat pencemaran tersebut diuji berdasarkan parameter 3 instrumen inti seperti uji fisik, kimia, dan biologis.

Kepala Seksi (Kasi) Pemantauan Lingkungan DLH Samarinda, Tommy Prayudi Soemarie menyebutkan, pihaknya secara rutin melaksanakan uji kualitas DAS sebanyak 2 sampai 3 kali dalam satu tahun.

"Uji kualitas air sungai, periode pertama kami lakukan pada April 2021 lalu. Untuk tahun ini rencana kami lakukan uji sebanyak 3 kali," ungkap Tommy, Kamis (19/8/2021).

Sementara parameter yang digunakan, dikatakan Tommy, sebelumnya ada 30 parameter. Namun saat ini ada pengurangan hingga 8 parameter saja seperti menguji hasil temperatur, TSS, pH, DO, BOD, COD, kromium dan phosphat yang merupakan pecahan dari 3 instrumen inti tersebut.

Disebutkan Tommy, uji kualitas air DAS dilakukan di Sungai Mahakam, Sungai Karang Mumus, Sungai Karang Asam Besar, Sungai Karang Asam Kecil, dan 2 sungai kecil di Palaran.

"Kalau Sungai Mahakam karena besar, sesuai hasil uji laboratorium dikategorikan cemar ringan. Sungai Karang Mumus rata-rata cemar sedang," jelas Tommy.

Sedangkan Sungai Karang Asam Besar dan Kecil, dijelaskan Tommi, dikategorikan cemar sedang. Namun, 2 sungai kecil di Palaran kualitas airnya lebih bagus dikategorikan kondisi baik.

Uji kualitas DAS tersebut, dikatakan Tommy, pihaknya bekerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul), sebab perguruan tinggi tersebut memiliki laboratorium uji kualitas air.

"Biasanya kami berkaloborasi dengan pihak akademisi Unmul sekaligus melakukan analisis dari hasil uji tersebut oleh dosen-dosen yang berkompeten dibidangnya," tutur Tommy.

Menurut Tommy pemantauan kualitas air pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan manusia mempengaruhi kualitas air, karena sebagian DAS dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan manusia.

"Sebagian besar pencemaran air sungai diproduksi dari limbah domestik atau rumah tangga," ujar Tommy.

Kendati demikian, Tommi menyampaikan, data-data hasil uji kualitas DAS tersebut, ditindak lanjuti dengan melakukan laporan kepada bidang lingkungan dan pengawasan untuk dilakukan sosialisasi kepada masyarakat.

"Kami berkerjasama dengan bidang lain seperti bidang pencemaran, kerusakan lingkungan dan penanganan sampah untuk gencar melakukan edukasi kepada masyarakat," tutup Tommy.

[SDH | TOS | ADV DLH SAMARINDA]



Berita Lainnya