Samarinda
Tanggapi Program Sekolah Penggerak, Rusman Ya'qub: Kuncinya Ada di Tenaga Pendidik
Kaltimtoday.co, Samarinda - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Sekolah Penggerak pada (1/2/2021). Di Kaltim, ada 2 sekolah yang ditetapkan Kemendikbud sebagai Sekolah Penggerak yakni SMA 1 Samarinda dan SMA 1 Penajam Paser Utara (PPU).
Program tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mencakup kompetensi literasi, numerasi, serta karakter. Sekolah Penggerak mendorong transformasi antara sekolah swasta dan negeri agar bergerak lebih maju.
Dirilis dari Pemprov Kaltim pada Februari lalu, disebutkan bahwa Pemprov siap untuk tidak merotasi kepala sekolah, guru, atau tenaga administrasi di sekolah yang telah ditetapkan sebagai sekolah penggerak selama 4 tahun.
Melalui program itu, diharapkan para kepala sekolah dan guru bisa terlibat aktif dan saling berkoordinasi. Terutama dalam hal pembelajaran. Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya'qub menyampaikan tanggapannya. Menurut dia, dari sisi gagasan program tersebut dinilai bagus.
Namun, program tersebut perlu dibarengi dengan kesiapan perencanaan dan mekanisme kerja. Sebab sering kali, suatu program itu gagal karena terlalu bereuforia pada gagasannya. Bukan pada implementasi teknis yang seharusnya dirancang atau disiapkan secara detail.
Baca Juga: Buruh PT SLJ Global Tbk dan Perusahaan Teken Perjanjian, Gaji dan Kompensasi Dibayar Bertahap
Baca Juga: Unmul Jadi Tuan Rumah Penyelenggara Seminar Nasional Ekonomi Syariah dalam Memajukan UMKM 2024View this post on Instagram
"Sekolah Penggerak itu kuncinya ada di tenaga pendidik. Oleh sebab itu, tenaga pendidik yang harus diatur dengan baik. Kalau pendidiknya tidak disiapkan, enggak ada gunanya," ungkap Rusman kepada awak media pada Selasa (6/4/2021).
Politisi dari Fraksi PPP itu menyebut ada 3 unsur kunci pendidikan. Pertama soal sarana dan prasarana, kemudian tenaga kependidikan, dan kurikulum. Ketiganya saling berkaitan dan kunci utama ada pada tenaga pendidik.
"Kalau kurikulumnya baik tapi gurunya tidak punya kompetensi ya bablas. Kemudian gurunya dan kurikulum bagus dan kompetensinya rata-rata bagus, tapi sarana prasarananya kedodoran ya enggak bisa juga," lanjutnya.
Ketiganya harus saling sinkron. Saat guru mengajar mesti didukung dengan sarana prasarana yang sesuai dengan zaman sekarang. Begitu pula dengan tuntutan kompetensi yang dimiliki. Sehingga dalam pembelajaran tidak terjadi ketertinggalan.
"Jadinya enggak pernah linier. Selalu ada ketimpangan. Kita tidak boleh hanya melampiaskan ke guru kalau pemerintah tidak melakukan peningkatan kompetensi guru," tambah Rusman.
Menurutnya, ada sejumlah tanggung jawab yang harus dipenuhi pemerintah. Yakni selalu meningkatkan kompetensi para guru dengan cara menggelar pendidikan formal kesetaraan dan sering melakukan upgrading guru dalam rangka meningkatkan keilmuan dengan mengikuti dinamika tren teknologi.
"Sekarang enggak bisa kita lepaskan teknologi dan ilmu pengetahuan. Kalau ilmunya si guru tidak ter-update bagaimana bisa mengajar siswa?" tandas Rusman.
[YMD | RWT | ADV DPRD KALTIM]
Related Posts
- Mudik Lebaran 2024 Diprediksi Naik 15%, KSOP Samarinda Siapkan 4 Kapal
- Gali Potensi Wisata Susur Sungai Mahakam, Hetifah Tekankan Keamanan dan Fasilitas Kapal
- Jadwal Sholat Kota Samarinda Selama Ramadhan 2024: Lengkap dengan Imsak dan Buka Puasa
- Ancam Siksa Sang Ibu, Ayah di Samarinda Tega Rudapaksa Dua Anak Kandung Bertahun-tahun
- Cium Merah Putih, Tiga Eks Narapidana Teroris di Samarinda Ikrarkan Setia NKRI