Samarinda

Tindak Lanjut Kampung Proklim, DLH Samarinda Tengah Persiapkan Instalasi Pemanen Air Hujan

Kaltim Today
08 Juni 2021 16:20
Tindak Lanjut Kampung Proklim, DLH Samarinda Tengah Persiapkan Instalasi Pemanen Air Hujan
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan DLH Samarinda, Roro Dyah Maharani.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani berharap kampung-kampung Proklim yang sudah berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat menyalurkan ilmunya ke kelurahan lain.

Hal ini diharapkan, seluruh kelurahan di Kota Tepian bisa menerapkan dan meniru kampung Proklim yang sudah dijalankan di Kelurahan Sindang Sari, Kelurahan Makroman, Kelurahan Sambutan, dan Kelurahan Pulau Atas.

Nurrahmani yang juga mantan Camat Sungai Kunjang tersebut mengatakan, selain menjadi tantangan DLH Samarinda untuk mempertahankan predikat, namun juga bagaimana seluruh kelurahan bisa menjalankan Proklim di lingkungan masing-masing.

Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan DLH Samarinda, Roro Dyah Maharani menyampaikan bahwa, pada 2021 ini mereka tengah mempersiapkan membuat instalasi pemanenan air hujan, yaitu bagaimana memanfaatkan air hujan menjadi air minum. Seperti diketahui, distribusi air bersih masih belum maksimal di beberapa wilayah di Samarinda.

“Untuk program ini akan dijalankan di Kelurahan Mugirejo. Sebab kelurahan Mugirejo waktu verifikasi mendapatkan nilai-nilai spektrum dan indikator sangat tinggi. Mudahan saja bisa meraih prestasi kembali,” terang Roro, Selasa (8/7/2021).

Nantinya, diharapkan sepuluh kelurahan di Samarinda bisa belajar dan mencontoh menjadi kampung Proklim. Sehingga bisa bertahan jika terjadi perubahan iklim, seperti bertahan dari segi air, dan pemenuhan ketahanan pangan.

“Nanti kami membuatkan instalasi hidroponik. Jadi setiap kelurahan ada bantuan itu dan jadi percontohan, biar nanti kelurahan lainnya bisa memodifikasi. Seperti menanam sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah tersebut,” jelasnya.

Tak hanya soal instalasi hidrofonik saja, ke depannya juga ada perikanan, perkebunan dan perternakan serta penghijauan. Mengingat dalam Proklim ada komponen adaptasi dan mitigasi. Nah, dalam komponen adaptasi berisi pengendalian kekeringan banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intruksi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi dan pengendalian penyakit terkait iklim.

Lanjutnya, karena Proklim ini global atau saling kerkaita, makanya pengembangan-pengembangan demikian sudah jauh-jauh hari harus dipersiapkan.

“Jadi memang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat bahwa seluruh Indonesia harus memiliki kampung Proklim yang mampu bertahan di tengah perubahan iklim,” ungkapnya.

[IN | RWT | ADV]



Berita Lainnya