Samarinda

Ubah Sampah Jadi Barang Bernilai Ekonomis, Polnes Berkolaborasi dengan Warga RT 043 Bengkuring

Kaltim Today
14 Juni 2021 21:49
Ubah Sampah Jadi Barang Bernilai Ekonomis, Polnes Berkolaborasi dengan Warga RT 043 Bengkuring
Bank Sampah Terpadu Polnes lakukan pendampingan dan pelatihan dengan warga RT 043 Bengkuring untuk pengelolaan sampah.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, Bank Sampah Terpadu Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) pun tergerak untuk mengadakan pendampingan. Yakni untuk pelatihan pembuatan kawasan sampah bernilai agar bersinergi dan aplikatif mengenai teknologi pengolahan sampah. Kali ini, menyasar warga Bengkuring yang tergabung di Rumah Able, Care, Cultured (ACC) RT 043 Sempaja Timur.

Koordinator Bank Sampah Terpadu Polnes, Marlinda mengungkapkan bahwa dipilihnya RT 043 Bengkuring karena menjadi salah satu percontohan untuk di Samarinda. Tampak warga yang antusias ketika mengikuti pelatihan ini.

"RT ini akan menjadi kawasan percontohan untuk pengolahan sampah di Samarinda. Kalau daerah lain juga mau pendampingan dengan Polnes juga bisa," ungkap perempuan yang akrab disapa Linda itu pada Minggu (13/6/2021) lalu.

Linda mengakui ada berbagai tantangan yang dihadapi terkait pengolahan sampah. Sebab minat orang masih sangat rendah. Bahkan untuk memilah sampah sesuai jenisnya pun masih tak dipedulikan sebagian orang. Berangkat dari tantangan tersebut, pihaknya berkomitmen untuk mengadakan sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah. Khususnya di tingkat SD.

"Jadi memberikan karakter edukasi tentang pengolahan sampah itu dari awal. Itu akan kami lakukan di pengabdian masyarakat insyaallah pada Juli mendatang. Media pembelajarannya juga dibuat dari sampah bekas," lanjut Linda.

Selain itu, Ketua Rumah ACC, Asparuddin juga merespons baik pendampingan dan pelatihan dari Polnes. Terjalinnya kerja sama ini juga menjadi kehormatan bagi pihaknya. Melalui agenda tersebut, Rumah ACC pun akhirnya mempunyai jangka pendek dan jangka panjang ke depan.

"Jangka pendeknya, warga 043 khususnya para ibu mereka bisa memilah dan membuat sampah jadi bernilai. Misalnya dari sisa-sisa makanan atau buah diolah jadi pupuk kompos, pupuk cairan, atau bentuk lain. Setidaknya saat ini untuk kompos dulu," ungkap Asparuddin.

Sedangkan untuk jangka panjang, pihaknya akan bekerja sama dengan dunia usaha dan industri. Saat ini, Rumah ACC juga sudah bekerja sama dengan PT Biru Laut dalam pemanfaatan jelantah. Jadi minyak goreng tidak lagi dibuang tapi ditampung dan dibeli.

Menariknya, di Rumah ACC juga ada bank sampah kejujuran. Tersedia 5 tempat sampah sesuai jenisnya masing-masing. Warga juga diminta untuk menimbang dan mencatat sendiri seberapa banyak sampah yang berhasil dikumpulkan.

"Tidak menutup kemungkinan, nanti ada pelatihan-pelatihan berikutnya. Ke depannya akan jadi program," bebernya lagi.

Sementara itu, Ketua RT 043 Bengkuring Sempaja Timur, M Taufik Syam turut menceritakan mengenai berdirinya Rumah ACC. Secara administrasi, SK dari kecamatan ditetapkan pada 6 Juni 2021.

Rumah ACC merupakan wakil dari Kelurahan Sempaja Timur untuk mengikuti lomba Kampung Sampah Bernilai (Salai). Merupakan program Pemkot Samarinda untuk Pro Bebaya. Salah satunya untuk menuntaskan masalah sampah.

"Ini bukan sesuatu yang asing bagi kami. Kami sudah ada proses yang mendahului otonom organisasi. Di bawah organisasi RT itu bernama Wanita ACC. Jadi itu sekelompok perempuan di lingkup RT yang bergerak di bidang ketahanan pangan," ungkap Taufik kepada awak media.

Dalam pengolahan sampah, warga RT 043 menganut 5 pilar yang dikembangkan. Yakni 4C plus I. Pertama, warga diharapkan bisa berpikir kritis dan tidak apatis. Kedua harus kreatif dan selama mempunyai ide, silakan untuk disampaikan. Lalu komunikasi juga harus dibangun. Terakhir ada ikhlas. Sebab kegiatan ini murni kegiatan sosial.

"Tak cukup mengelola sampah jadi bernilai. Kita harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang ada di daerah kita. Target saya, warga memilah sampah saja sudah bersyukur dan suatu kebanggaan. Di satu sisi, kami butuh dukungan pemerintah. Regulasinya seperti apa," lanjut Taufik.

Akhirnya RT 043 menunjuk 1 politeknik yakni Polnes sebagai pusat edukasi yang melalui program Tri Dharma-nya untuk menyelesaikan persoalan sampah. Tentunya dengan kemampuan analisis mumpuni. Sejak 2 Juni lalu, Rumah ACC sudah membangun jejaring dengan Polnes.

"Alhamdullilah Polnes memberikan bantuannya dan menyambut baik dengan MoU ini. Ini berkesinambungan. Tidak cukup di sini. Memang tugas masyarakat, dunia pendidikan, dan pemerintah," pungkasnya.

[YMD | RWT]



Berita Lainnya