Kutim

Unjuk Rasa di Long Bentuq, Warga Kena Imbas, Buah Sawit Busuk

Kaltim Today
08 Februari 2021 13:09
Unjuk Rasa di Long Bentuq, Warga Kena Imbas, Buah Sawit Busuk
Lokasi Perkebunan Sawit Milik PT SAWA yang berada di Desa Long Bentuq, Kecamatan Busang. (ist)

Kaltimtoday.co, Sangatta - Unjuk rasa masyarakat adat Dayak Modang Desa Long Bentuq Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), beberapa waktu lalu berimbas pada kondisi ekonomi masyarakat. Akivitasi perekonomian masyarakat terganggu, karena aksi dibarengi dengan penutupan portal Km 16. Demikian disampaikan Pengurus Koperasi Mandiri 1 Krispensius kepada media, Minggu (7/2/2021).

Menurut Krispensius, masyarakat merasakan dampak penutupan portal Km 16. Buah sawit milik masyarakat tidak bisa dijual ke pabrik, sehingga banyak sekali buah yang dibuang dan akhirnya membusuk. Padahal, saat ini sedang panen dan cuaca juga cukup baik.

Kondisi demikian, jelas Krispensius, tentu menjadikan masyarakat kehilangan pemasukan dan berimbas pada keluarga.

Sementara secara pribadi, Krispensius juga mengaku rugi. Sebagai transportir untuk mengangkut crude palm oil (CPO), misalnya, dia harus menyewa alat angkutan. Biaya angkutan tersebut terus berjalan, meski operasional terhenti karena penutupan portal.

“Kami gak ada penghasilan, lalu supir juga gak bisa kerja. Padahal uang makan terus jalan,” keluh Krispensius.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Yang juga disesalkan, masyarakat adat Dayak Long Bentuq tidak terlebih dahulu berkomunikasi dengan masyarakat di desa sekitar. Padahal kalau mengatasnamakan masyarakat, lanjutnya, hendaknya dibicarakan dengan semua elemen masyarakat, termasuk pihak koperasi.

“Mereka tidak koordinasi dulu dengan kita. Apalagi KSU Unit 1 ini membawahi tiga desa, yaitu Long Nyelong, Long Lees, dan Long Pejeng. Selain itu, jalan yang ditutup kan menyangkut orang banyak. Jadi siapapun sebenarnya berhak memakai jalan tersebut, bukan hanya bagi Long Bentuq,” lanjut Krispensius.

Kepala Desa Long Bentuq, Heriansyah juga menilai, unjuk rasa tersebut sangat merugikan masyarakat.

“Bukan hanya bagi Kecamatan Busang, tetapi juga lintas daerah Muara Ancalong dan kecamatan lain. Sangat menghambat aktivitas masyarakat secara umum,” kata Heriansyah.

Begitu pula dengan buah sawit milik masyarakat, menurut Heriansyah juga banyak yang yang tidak bsia dijual dan akhirnya membusuk.

“Tentu saja akhirnya dibuang, karena warga tidak bisa melintas, khususnya warga Long Besak,” kata dia.

“Jadi, memang sangat merugikan. Apalagi waga sedang panen. Warga juga sebentar lagi panen padi. Apa tidak terpikir seperti itu,” pungkasnya.

[El | NON]


Related Posts


Berita Lainnya