Samarinda

Unmul Siapkan Rumah Sakit Gigi dan Mulut untuk Mahasiswa, Komisi IV DPRD Kaltim Minta Operasionalnya Dipercepat

Kaltim Today
02 Februari 2021 20:33
Unmul Siapkan Rumah Sakit Gigi dan Mulut untuk Mahasiswa, Komisi IV DPRD Kaltim Minta Operasionalnya Dipercepat
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya'qub.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Komisi IV DPRD Kaltim menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unmul, dan Direktur Utama RSUD AW Sjahranie pada Selasa (2/2/2021) di Gedung E, kompleks DPRD Kaltim.

Dijelaskan oleh Ketua Komisi IV, Rusman Ya'qub bahwa beberapa hari yang lalu ada aspirasi yang masuk terkait dengan keluhan mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Keluhan datang dari mahasiswa yang kini tengah menjalani kegiatan koas.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang membatasi pergerakan mahasiswa di rumah sakit pun jadi kendala. Padahal, RSUD AW Sjahranie adalah satu-satunya rumah sakit pendidikan di Samarinda.

"Dokter muda itu kan harus praktik. Apalagi kalau dia dokter gigi, maka dia harus cari pasien dan membiayai pengobatan pasien itu. Kemudian, dikenakan lagi biaya penggunaan sarana dan prasarana. Biasanya menggunakan tarif umum," ungkap Rusman di hadapan awak media.

Oleh sebab itu, di tengah pandemi seperti ini tak semua kondisi finansial orangtua para mahasiswa stabil. Pandemi memicu adanya penurunan ekonomi keluarga. Alhasil, ada beberapa solusi yang akhirnya dibicarakan.

Pertama, mempercepat operasional rumah sakit mulut dan gigi yang akan dikelola oleh FK Unmul, agar mahasiswa tak menggunakan tarif umum sehingga benar-benar dipakai untuk pendidikan.

Kedua, dalam waktu dekat Komisi IV akan mengundang Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas untuk membangun kembali kerja sama pelaksanaan pendidikan untuk jurusan tertentu, salah satunya kedokteran.

"Kalau misalnya berbasis ke institusi, misalnya pihak beasiswa bekerja sama dengan FK Unmul maka beasiswa bisa langsung di-drop ke fakultas. Mahasiswa tinggal kuliah saja, tadi ada usulan itu," lanjut politisi dari Fraksi PPP itu.

Dihubungi terpisah, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK Unmul, Dr dr Rahmat Bakhtiar menyampaikan bahwa, pertemuan tadi membahas perihal besaran biaya yang dibebankan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya di rumah sakit pendidikan, RSUD AW Sjahranie.

"Terutama untuk mahasiswa kedokteran gigi. Mereka kan banyak praktik dan alatnya sedangkan di RSUD AW Sjahranie pasiennya sedikit. Di sisi lain, mereka harus berlatih dengan pasien. Ada ketentuan berapa pasien yang harus diselesaikan kesehatan giginya," ungkap Rahmat.

Demi memenuhi kompetensi tersebut, mahasiswa juga memiliki batas waktu. Disebabkan pasien yang terlalu sedikit di rumah sakit, maka banyak mahasiswa yang akhirnya mencari pasien dari luar. Akhirnya, tarif yang dikenakan pada mahasiswa adalah tarif umum dan cenderung mahal. Mahasiswa pun agak keberatan dan meminta tarif pendidikan.

"Untuk mengantisipasi, saat ini kami sedang membangun rumah sakit gigi. Tahun ini mudah-mudahan jadi. Sekarang sedang dalam tahap pengajuan izin ke Dinkes Kaltim," lanjutnya.

Sarana dan prasarana juga jadi hal krusial yang mesti dilengkapi di rumah sakit gigi tersebut. Pembangunan rumah sakit gigi itu memakan biaya sekitar Rp 9 miliar. Sedangkan perihal sarana, biaya belum dianggarkan seluruhnya. Namun telah disediakan sekitar 60 dental chair.

"Dewan akan berjanji untuk mencarikan jalan agar bisa melengkapi sarana. Kalau jadi, tarifnya bukan tarif umum seperti di RSUD AW Sjahranie, tapi tarif untuk mahasiswa. Nanti rumah sakit giginya tipe B," pungkasnya.

[YMD | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya