Samarinda

Wawali Tinjau SMP 42, Sekolah Pinggiran Jadi Percontohan Tatap Muka

Kaltim Today
30 Maret 2021 19:46
Wawali Tinjau SMP 42, Sekolah Pinggiran Jadi Percontohan Tatap Muka
Wawali Samarinda, Rusmadi saat meninjau SPM 42 sebagai sekolah percontohan penerapan PTM.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sejak Senin (8/3/2021) lalu, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah digelar di empat sekolah. Salah satunya di SMP 42 Jalan Inpres Tembok Tengah RT 31 Berambai, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara. Mendengar lokasinya saja sudah terbayang, seberapa jauhnya letak lokasi tersebut.

SMP 42 merupakan salah satu sekolah pinggiran,  namun menjadi percontohan bagi sekolah lain untuk menggelar PTM.

Berdasarkan pertimbangan Dinas Pendidikan (Disdik) serta Satgas Covid-19 Samarinda, sekolah itu memang layak menggelar PTM, lantaran jauh dari jangkauan jaringan internet. Sehingga selama pandemi berlangsung, beberapa guru harus mengajar menggunakan metode luar jaringan atau luring.

Para murid harus membuat beberapa kelompok untuk berkumpul di salah satu tempat dan mendapatkan modul pembelajaran dari guru. Tentu hal ini cukup menyulitkan anak-anak lantaran tak bisa belajar secara normal, karena minim akses internet.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Namun, sejak PTM digelar, menjadi harapan murid-murid SMP 42 untuk bisa bersekolah kembali. Sekalipun harus ada pembatasan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Kegiatan PTM di SMP 42 akhirnya ditinjau kembali oleh Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi, Senin (29/3/2021).

Terkahir dia memang sempat memantau di awal jalannya PTM. Rusmadi mengaku prosedur protokol kesehatan telah dijalankan dengan baik oleh SMP 42. Tak heran, dia pun turut memberikan semangat kepada para murid yang saat itu sedang belajar.

"Tetap semangat anak-anak ku, sekalipun pandemi masih berlangsung, semangat harus tetap menggelora," ucap Rusmadi, Senin lalu.

Dia memperhatikan, dalam satu minggu proses PTM berlangsung selama lima hari. Setiap kelas dibuat 2 shift, masing-masing antara 10-16 siswa per kelas selama 3 jam. Efektif belajar hanya sampai 15 menit.

"Ditengah pandemi ini kami harus terus menggelorakan semangat mereka. Agar mereka terus aktif, berinisiatif, dan adaptif dengan apa yang berada disekeliling mereka," demikian Rusmadi.

[LIS | NON | ADV DISDIK SAMARINDA]


Related Posts


Berita Lainnya