Kaltimtoday.co, Penajam - Komitmen Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) untuk mewujudkan Kampung Nelayan Modern terus berjalan meski program tersebut mengalami penundaan akibat refocusing anggaran nasional pada tahun 2024. 

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) PPU, Rozehan Asward, mengungkapkan bahwa wilayah PPU sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pelopor kampung nelayan modern di Indonesia.

"Dari hasil kajian dan survei tim asesor Kementerian, wilayah ini menduduki peringkat ke-14 dari 25 kabupaten/kota se-Indonesia. Sayangnya, akibat refocusing anggaran nasional pada tahun 2024, program ini belum dapat direalisasikan," kata Rozehan. 

Meskipun demikian, ia tetap optimistis bahwa usulan ini dapat kembali diperjuangkan pada tahun 2025. Rozehan menjelaskan bahwa langkah-langkah strategis tetap dilakukan oleh DPK PPU untuk mendekatkan realisasi program ini. 

"Meskipun begitu, kami terus mendorong langkah-langkah kecil untuk mewujudkan kampung nelayan modern, seperti perbaikan infrastruktur dasar, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan optimalisasi sisi produksi," ujarnya.

Kampung Nelayan Modern dirancang sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan melalui pendekatan yang integratif dan berkelanjutan. Program ini tidak hanya mencakup pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia dan optimalisasi hasil perikanan.

Namun, Rozehan menekankan bahwa implementasi program ini membutuhkan sinergi yang kuat antara berbagai instansi pemerintah. 

"Untuk itu, kami juga harus berkolaborasi dengan dinas-dinas terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Perkim, dan instansi lainnya. Kampung nelayan modern ini bukan hanya pekerjaan Dinas Perikanan semata, tetapi harus menjadi kerja bersama," pungkasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp