SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Proyek pembangunan terowongan di Kota Samarinda yang menghabiskan anggaran sebesar Rp395 miliar menjadi sorotan serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda. Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menegaskan bahwa efektivitas infrastruktur tersebut harus menjadi prioritas utama dalam mengukur keberhasilan proyek.

“Yang utama adalah efektivitasnya. Kalau memang bisa mengurangi kemacetan, tentu ini langkah positif. Apalagi, anggaran yang dikucurkan cukup besar, jadi harus tepat guna,” ujar Abdul Rohim.

Proyek terowongan ini dirancang untuk mengurai kemacetan di sejumlah titik krusial di Samarinda, seperti Jalan Otto Iskandardinata, Sultan Alimuddin, dan Jalan Mulawarman. Ketiga ruas jalan ini dikenal sebagai titik dengan kepadatan lalu lintas tinggi, terutama pada jam-jam sibuk.

Rohim juga menyoroti pentingnya mencari sumber pendanaan alternatif di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), agar keuangan daerah tidak terlalu terbebani. Ia berharap kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Samarinda beberapa waktu lalu bisa membuka peluang dukungan dari pemerintah pusat.

“Untuk infrastruktur besar seperti ini, sebaiknya ada alternatif pendanaan selain APBD. Dengan begitu, anggaran daerah bisa dialokasikan ke kebutuhan lain yang juga mendesak,” tambahnya.

Lebih lanjut, Abdul Rohim menyatakan bahwa DPRD Samarinda akan melakukan inspeksi langsung ke lokasi proyek dalam waktu dekat, untuk memantau progres pembangunan dan memastikan pengerjaannya sesuai dengan jadwal.

“Kami kemungkinan akan turun ke lapangan sebelum Ramadan. Saat ini, kami masih melakukan inspeksi di sektor lain, seperti pengelolaan limbah dan keamanan hotel. Setelah itu, proyek terowongan ini akan menjadi fokus perhatian kami,” pungkasnya.

[TOS | ADV DPRD SAMARINDA]