JAKARTA, Kaltimtoday.co - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan peran vital Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan sebagai kunci kedaulatan energi nasional. Proyek ini akan menjadi dasar penghentian impor Solar.

Bahlil melaporkan capaian strategis ini kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Bahlil menjanjikan bahwa pada tahun 2026, Indonesia tidak lagi melakukan impor Solar seiring dengan rencana beroperasinya proyek RDMP Balikpapan.

“RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaallah 10 November ini akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk supply kita bisa terjadi lebih terhadap Solar, dan bisa kita ekspor,” ucapnya. 

Keberhasilan Kilang Balikpapan beroperasi penuh, ditambah dorongan implementasi campuran bahan bakar nabati biodiesel sebesar 50 persen (B50), akan sangat melimpahkan stok Solar nasional.

Bahlil optimistis kombinasi dua kebijakan ini akan membuat Indonesia over supply untuk Solar.

Selain soal Solar, Bahlil juga melaporkan capaian positif di sektor minyak. Produksi minyak nasional (lifting) hingga November 2025 telah melampaui target APBN, yakni 605.000 barel per hari.

Laporan ini juga mencakup peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor energi, yang realisasinya sudah mencapai sekitar 74–75 persen dari target Rp 260 triliun tahun 2025.

Meskipun fokusnya kini pada Kilang Balikpapan, Bahlil menyampaikan laporan tersebut juga mencakup perkembangan proyek strategis lainnya. Salah satunya adalah program listrik desa.

Bahlil melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Sulawesi dan beberapa daerah lain, khususnya mengenai realisasi listrik desa.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, untuk listrik desa 2029–2030 dari 5.700 desa dan 4.400 dusun, itu harus selesai semua,” tegas Bahlil.

Bahlil menekankan bahwa seluruh program yang dijalankan merupakan tindak lanjut langsung dari instruksi Kepala Negara demi mencapai kedaulatan energi.

[TOS]