Kaltimtoday.co, Samarinda - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan selama lima hari di Kota Samarinda, tepatnya di SDN 004 Samarinda Utara. Namun, terdapat isu penurunan penjualan di beberapa kantin sekolah hingga 50 persen.

Menanggapi isu tersebut, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyatakan bahwa program MBG berpotensi menimbulkan pro dan kontra. Terkait penurunan omzet pedagang kantin, menurutnya, hal tersebut merupakan dampak yang wajar terjadi pada tahap awal pelaksanaan program.

“Jelas, program baru akan memiliki beberapa aspek yang perlu kita cermati efeknya, tidak hanya manfaatnya saja,” ujarnya, Kamis (30/1/2025).

Andi Harun menegaskan bahwa program ini akan terus berjalan sesuai prosedur, mengingat manfaat yang telah diberikan kepada para siswa. Sementara itu, terkait dampak yang dirasakan oleh pedagang kantin, ia memastikan bahwa pemerintah akan berupaya mencari solusi terbaik.

Para pedagang kantin dinilai memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner. Oleh karena itu, mereka akan tetap diberikan kesempatan untuk diberdayakan di lingkungan sekolah.

“Tentu ini akan menjadi perhatian kami ke depan, agar mereka yang selama ini menggantungkan perekonomiannya di sektor UMKM kuliner di sekolah dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah,” ujarnya.

Pemerintah Kota Samarinda berencana melakukan evaluasi dan kajian lebih lanjut mengenai keberlangsungan usaha para pedagang kantin. Dengan demikian, program MBG dan kantin sekolah dapat berjalan berdampingan secara harmonis.

“Nantinya, pemerintah daerah akan merumuskan solusi terbaik agar semua pihak dapat berjalan beriringan. Pengusaha dan pelaku UMKM, seperti kantin sekolah, tidak mengalami dampak negatif dalam menjalankan usahanya,” tutupnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp