Kaltimtoday.co, Penajam - Tahun 2025 akan menjadi tahun penuh tantangan bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). 

Setelah sukses menembus realisasi investasi Rp3,7 triliun pada tahun sebelumnya, kini lembaga ini dibebani target lebih tinggi dari pemerintah pusat: Rp4,7 triliun. Angka itu bukan hanya ambisius, tetapi juga nyaris dua kali lipat dari target yang diberikan pada 2024.

Bagi Kepala DPMPTSP PPU, Nurlaila, beban ini tidak sekadar urusan angka. Lebih dari itu, ini adalah tantangan serius yang menuntut bukan hanya kerja keras, tetapi juga kecermatan dalam strategi.

"Jadi ini memang ini target yang besar bagi DPMPTSP. Saya kalau disuruh melayani masyarakat saja 24 jam saya bisa, enggak akan komplain. Karena esensinya kita, sesuai yang disampaikan pimpinan, itu adalah pelayanan masyarakat," kata Nurlaila.

Ia menegaskan bahwa pelayanan kepada masyarakat sudah menjadi bagian dari rutinitas birokrasi. Tetapi lain soal ketika bicara pencapaian realisasi investasi dengan nilai triliunan rupiah. Hal itu menuntut kerja sistemik lintas sektor, strategi komunikasi, serta keberanian mendorong pelaku usaha untuk mengeksekusi rencana-rencana investasinya secara nyata.

"Tetapi kalau memenuhi target realisasi ini bukan pekerjaan 24 jam saja ya kan, bagaimana kita memperoleh atau mendapatkan serta mengimplementasikan teknik dan strategi," ujarnya.

Nurlaila tidak menutup mata bahwa target sebesar itu bisa membuat gentar banyak pihak. Ia menyebut angka Rp4,7 triliun sebagai beban berat, apalagi jika mengingat masih adanya kendala infrastruktur, keterbatasan pelaporan pelaku usaha, hingga belum meratanya pemahaman terhadap sistem OSS dan LKPM.

"Ini sangat berat kalau target realisasi investasi Rp4,7 triliun di 2025 ini. Tetapi, itu tidak menurunkan semangatkan kita untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi DPMPTSP ini secara menyeluruh," tegasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU]