Kaltimtoday.co - Banyak mitos yang beredar mengenai kemungkinan kehamilan jika perempuan menelan sperma. Namun, apakah benar telan sperma dapat menyebabkan kehamilan? Mari kita cari tahu kebenarannya.

Kehamilan biasanya terjadi ketika ada pembuahan sel telur oleh sperma. Proses ini umumnya terjadi saat pria ejakulasi di dalam Miss V (vagina), di mana sperma mudah masuk dan bertemu dengan sel telur.

Namun, bagaimana dengan kasus menelan sperma? Menurut laman Medical News Today, jika sperma tertelan, meskipun masuk ke dalam tubuh melalui jalur pencernaan, sperma tidak akan bertemu dengan sel telur di Miss V. Oleh karena itu, tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan.

Penting untuk diingat bahwa kehamilan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor kesuburan. Meskipun sperma berhasil mencapai Miss V, kehamilan tidak menjamin 100 persen terjadi. Sel telur yang subur dan faktor kesuburan lainnya juga berperan penting dalam proses kehamilan.

Meski telan sperma tidak menyebabkan kehamilan, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan perempuan hamil selain dari ejakulasi di dalam Miss V. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

1. Sperma masuk melalui jari: Jika pria menyentuh sperma dengan jari dan kemudian menyuntikkannya ke dalam Miss V, ada kemungkinan perempuan mengalami kehamilan.

2. Seks anal: Ketika pria ejakulasi di dalam lubang anus, sperma bisa mengalir keluar dan masuk ke dalam Miss V, yang berisiko menyebabkan kehamilan.

3. Seks oral: Meskipun sperma tidak ditelan, namun sperma yang dikeluarkan saat seks oral dan kemungkinan melakukan kontak dengan Miss V dapat menyebabkan kehamilan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kemungkinan hamil dari kondisi-kondisi di atas tidak begitu besar. Kehamilan tetap paling efektif terjadi jika kondisi ejakulasi di dalam Miss V terjadi.

Demikianlah beberapa fakta mengenai mitos dan kemungkinan kehamilan terkait dengan sperma. Penting bagi pasangan untuk memahami cara kerja reproduksi dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk merencanakan keluarga. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk informasi lebih lanjut tentang kesehatan reproduksi.