Kaltimtoday.co, Samarinda - Membuang sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) merupakan opsi paling mudah yang bisa dilakukan warga Samarinda sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada kebersihan Samarinda. Namun menurut Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani ada sejumlah etika yang perlu diperhatikan dalam membuang sampah di TPS. Salah satunya adalah dimensi sampah yang dibuang dan volumenya.

Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani mengajak warga Samarinda untuk mengingat kejadian yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Saat ada oknum warga yang membuang sampah sisa proyek pembangunan ke TPS.

“Membuang sampah di TPS itu benar. Tapi kalau jumlahnya, dimensinya dan volumenya sebesar itu ya jangan lah. TPS bisa cepat penuh, warga lainnya buang sampah dimana? Pasti jadi beserakan diluar bak sampah,” tutur perempuan yang akrab dipanggil Yama ini.

Belum lagi waktu pembuangan sampah yang selama ini sudah diatur melalui Perda Nomor 2 tahun 2011. Warga Samarinda diminta untuk membuang sampah pada pukul 18.00 WITA hingga 06.00 WITA.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Pasalnya, jika tidak diatur waktu membuangnya, dikhawatirkan sampah-sampah akan menumpuk di TPS dan menyebabkan pemandangan ditambah bau yang mengganggu aktivitas warga Samarinda.

“Kalau sudah malam, petugas kami kan mengangkut sampah-sampah itu dari TPS. Jadi ya memang harus di jam-jam yang sudah kami sediakan,” imbuhnya.

Yama pun meminta masyarakat memahami aturan tersebut. Dia meyakini, tentu kita akan menjadi tak nyaman jika saat beraktvitas harus melewati TPS yang dipenuhi sampah membludak. Belum lagi truk-truk pengakut sampah yang lalu lalang di jalan saat singa hari.

“Karena kalau sudah malam, aktivitas masyarakat secara umum kan sudah mulai berkurang. Sehingga petugas kami bisa maksimal,” tandasnya.

[KA | NON | ADV DLH SAMARINDA]