Kaltimtoday.co, Tenggarong - Setiap tahun, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kutai Kartanegara (Kukar) masih terjadi. Bahkan mencapai puluhan kasus.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar, dalam kurun waktu enam tahun terakhir, kekerasan seksual terhadap anak mencapai 222 kasus.

Bahkan diperkirakan lebih banyak lagi. Namun tidak tercatat lantaran masyarakat atau pihak keluarga enggan untuk melaporkan.

“Dari jumlah kasus (kekerasan seksual) anak yang paling tinggi di tahun 2017, sebanyak kasus 46 kasus,” kata Sekretaris DP3A Kukar, Hero Suprayetno, Kamis (2/2/2023).

Jumlah kasus sejak tahun 2017 hingga 2022 bervariasi. Rinciannya, sebanyak 46 kasus pada 2017, 31 kasus pada 2018, 39 kasus pada 2019, 43 kasus pada 2020, 26 kasus 2021, dan 37 kasus 2022.

Hero menjelaskan, kebanyakan kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang-orang terdekat korban. Seperti orangtua kandung maupun sambung, paman, saudara, kerabat hingga tetangga di lingkungan sekitarnya.

Parahnya lagi, sejumlah kasus kekerasan seksual pada anak di bawah umur banyak menyebabkan kehamilan.

Selain memang berisiko mengandung pada usia yang belum matang, keadaan mental korban pun dianggap belum siap menjadi orangtua.

Dalam penanganannya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak secara khusus memberikan pendampingan kepada korban. Mulai awal hingga akhir.

“Butuh penanganan khusus dan butuh pendampingan khusus, apalagi dilakukan oleh orang terdekat,” tutupnya.

[SUP | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.