Kaltimtoday.co, Tenggarong - Aktivitas wisata di Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong Seberang, terus tumbuh pesat, namun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat belum mengambil peran dalam pengelolaannya. Hingga kini, BUMDes masih berfokus pada unit usaha jasa penyewaan peralatan kegiatan yang menjadi sumber pemasukan rutin bagi desa.

Kepala Desa Loa Ulung, Hermi Kuaria menjelaskan, destinasi wisata yang berkembang di wilayahnya tetap dikelola masyarakat. Model ini sudah berjalan sejak awal dan belum melibatkan BUMDes secara resmi.

"BUMDes kami belum masuk ke urusan wisata. Secara legal memang belum terlibat di sektor itu," kata Hermi.

BUMDes Loa Ulung saat ini menjalankan usaha penyewaan tenda, kursi, tarup, hingga kendaraan pengangkut. Meski skalanya kecil, layanan tersebut menjadi sumber pendapatan tetap setiap tahun.

"Unit usaha BUMDes masih di bagian sewa dan jasa, seperti tenda, kursi, dan mobil angkut," sambungnya.

Meski tidak terlibat langsung, geliat wisata desa tetap memberi efek positif bagi pemasukan BUMDes. Ketika ada kegiatan di kawasan wisata, panitia acara kerap memanfaatkan jasa penyewaan milik BUMDes, sehingga pendapatan ikut bertambah.

"Kalau ada event di lokasi wisata, biasanya mereka memakai jasa tenda dan kursi dari BUMDes," ungkapnya.

Namun pemasukan bersih BUMDes masih tergolong rendah. Selama dua tahun terakhir, pendapatan hanya berkisar tiga hingga empat juta rupiah per tahun.

Hermi berharap, BUMDes dapat memperluas usahanya setelah kejelasan aset dan regulasi pengelolaan wisata ditetapkan. Ia meyakini bahwa keterlibatan BUMDes akan memperkuat dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat.

"Kalau nanti asetnya sudah jelas, BUMDes bisa mengembangkan unit usaha baru dan ikut masuk ke sektor wisata. Dampaknya tentu lebih besar bagi masyarakat," tutupnya.

[RWT | ADV DPMD KUKAR]