Kaltimtoday.co, Penajam - Dalam upaya meningkatkan kesiapan calon pasangan pengantin menghadapi kehidupan rumah tangga, Balai Penyuluh Kecamatan Penajam di bawah koordinasi DP3AP2KB Penajam Paser Utara (PPU) mewajibkan calon pengantin untuk mengikuti bimbingan. 

Program ini menjadi syarat administrasi penting sebelum penerbitan buku nikah dilakukan, meskipun pasangan sudah melangsungkan ijab kabul.

Penyuluh KB Muda sekaligus Koordinator Balai Penyuluh Kecamatan Penajam, Herdina Marlisa, menjelaskan bahwa aturan ini diterapkan untuk memastikan calon pasangan pengantin memiliki pemahaman yang memadai tentang tanggung jawab dalam berkeluarga. 

Menurutnya, proses bimbingan dilakukan untuk memberikan edukasi mendalam, termasuk pembekalan calon suami yang sering kali luput dari perhatian dalam program-program serupa.

"Dalam sosialisasi, kami mendapati bahwa jika kegiatan dilakukan di balai atau pertemuan-pertemuan biasa, yang hadir kebanyakan ibu-ibu. Namun, dengan kerjasama KUA, calon pengantin diwajibkan hadir berpasangan," ujarnya.

Bimbingan ini dirancang sebagai langkah preventif untuk mengatasi berbagai tantangan yang sering muncul dalam kehidupan rumah tangga. Herdina menyebutkan bahwa tanpa mengikuti bimbingan ini, buku nikah tidak akan diterbitkan meskipun pasangan sudah melangsungkan akad pernikahan.

"Jika mereka tidak mengikuti bimbingan calon pengantin, buku nikah mereka akan ditahan (secara administrasi), meskipun sudah ijab kabul. Jadi, mereka harus menyelesaikan bimbingan terlebih dahulu," tegasnya.

Program bimbingan calon pengantin ini dilaksanakan dua kali dalam sebulan di tiap kecamatan dengan melibatkan Kantor Urusan Agama (KUA), Dinas Kesehatan, dan penyuluh KB. 

Melalui kolaborasi ini, calon pasangan pengantin mendapatkan edukasi yang komprehensif mengenai berbagai aspek kehidupan berkeluarga.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp