Kaltimtoday.co, Berau - Pengikisan bibir pantai atau abrasi masih menjadi ancaman untuk Kampung Pulau Derawan. Pasalnya setiap tahun, luasan abrasi semakin meningkat. Tetapi di satu sisi, penanganan permanen tak kunjung terealisasi.

Komisi III DPRD Berau, Sa'ga mengatakan, apabila tidak segera dilakukan penanganan secara serius lambat laun pengikisan bibir pantai akan semakin mengkhawatirkan. Bahkan kondisi di Pulau Derawan saat ini diakuinya semakin parah.

Dirinya yang besar di kawasan destinasi wiata bahari tersebut menyayangkan jika abrasi tidak segera ditangani. Sebab dalam kurun waktu beberapa tahun, tiga bangunan yang sebelumnya berada di daratan pantai kini terbawa arus laut.

"Abrasi ini sendiri akan ikut berdampak terhadap keindahan pantai khususnya di Derawan, menyangkut pula keselamatan dan kenyamanan masyarakat," katanya.

Politisi PPP itu menyatakan, anggaran untuk penanganan abrasi pun sejatinya juga telah dibahas. Baik oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi. Berdasarkan informasi yang Sa'ga ketahui, anggaran yang disiapkan sekitar Rp20 miliar.

"Harapan warga di Derawan agar penanganan abrasi ini bisa dilakukan secepatnya. Sehingga tidak ada lagi keresahan bagi masyarakat yang tinggal di sana," ucapnya.

Dirinya berharap agar pengerjaan siring pemecah ombak sebagai komponen pencegah abrasi dapat segera terealisasi tanpa kendala. Sebab Pulau Derawan hingga kini masih menjadi objek wisata dan identitas Kabupaten Berau yang mendunia.

"Kalau dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan abrasi ini dapat mengancam keberlangsungan infrastruktur serta kegiatan ekonomi dan pariwisata di pulau tersebut," tandasnya.

[MGN | ADV DPRD BERAU]